Tingkatkan Kontribusi EAS dalam Arsitektur Keamanan Kawasan yang Tangguh dan Relevan

:


Oleh Irvina Falah, Sabtu, 10 September 2016 | 10:06 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 408


Vientiane - Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasi terhadap East Asia Summit (EAS) sebagai forum yang sangat strategis dan penting bagi kawasan Asia dan dunia. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi Ke-11 Asia Timur yang digelar hari ini Kamis, 8 September 2016, di National Convention Centre, Vientiane, Laos.

"Saya tidak melihat adanya forum di kawasan lain seperti EAS, dimana pemimpin negara dapat duduk di satu meja dan secara bebas membahas isu strategis di kawasan dan dunia,"ujar Presiden Joko Widodo saat mengawali sambutannya.

Lebih lanjut Presiden Joko Widodo menyatakan EAS memiliki ciri khas dan kekuatan untuk mewujudkan kawasan yang damai, stabil, aman dan sejahtera. Namun, kurangnya rasa percaya diri kawasan Asia Timur menjadikan dunia tidak merasakan peran aktif dari Asia Timur. Padahal EAS memiliki 54 persen populasi penduduk dunia atau sejumlah 3,9 milyar penduduk serta menghasilkan sekitar 55 persen GDP dunia atau senilai USD41,67 triliyun.

"Apabila ini terus berlangsung, kawasan kita yang kini menjadi growth center dunia akan menjadi kawasan yang tidak kontributif pada perdamaian, keamanan dan kesejahteraan dunia," imbuhnya.

Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo mengajak para pemimpin Asia Timur untuk bekerja sama meningkatkan hubungan kemitraan antar kawasan, salah satunya dengan meningkatkan kontribusi EAS dalam memperkokoh arsitektur keamanan kawasan yang tangguh dan relevan.

"Guna menjawab tantangan baru di kawasan, menghilangkan trust deficit dan berkontribusi terhadap penyelesaian sengketa secara damai serta menghadapi berbagai perubahan geopolitik di kawasan," terang Presiden Joko Widodo.

Selain itu, Asia Timur juga tetap harus memegang kuat semangat awal mendirikan Treaty of Amity and Cooperation (TAC) dan EAS Bali Principles 2011.

"Indonesia bersama dengan anggota EAS akan meneruskan pembahasan untuk memperkuat arsitektur keamanan di kawasan Asia Pasifik dengan mengembangkan prinsip-prinsip dalam kerangka EAS," ujar Presiden Joko Widodo.

Presiden Joko Widodo juga mengajak EAS sebagai kawasan yang dikelilingi oleh Samudera Pasifik dan Samudera Hindia untuk menjaga laut yang merupakan urat nadi bagi kehidupan perekonomian kawasan dan dunia.

"EAS harus mampu memastikan bahwa laut tetap menjadi salah satu sumber utama kehidupan yang harus dijaga keamanan dan stabilitasnya," imbuhnya.

Menutup sambutannya, Presiden Joko Widodo mendorong negara EAS lainnya ikut berperan aktif merealisasikan kerja sama maritim terkait pemberantasan IUU Fishing dan kejahatan lintas batas, pembangunan ekonomi maritim yang berkelanjutan serta penguatan konektivitas.

"Dalam rangka merealisasikan kerja sama maritim di EAS, Indonesia dan Australia akan menyelenggarakan kegiatan mengenai Keamanan Maritim pada bulan November 2016 mendatang,"tutup Presiden Joko Widodo.

East Asia Summit merupakan forum regional yang dibentuk pada 14 Desember 2005 di Kuala Lumpur, dalam rangkaian KTT ke-11 ASEAN. Negara peserta EAS berjumlah 18, yaitu 10 negara ASEAN dan 8 negara Mitra Wicara ASEAN, yakni Australia, India, Jepang, Korea Selatan, RRT, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Rusia.

Pada pertemuan di Laos, EAS ke-11 ini dihadiri oleh 10 Kepala Negara/Pemerintahan anggota ASEAN dan 8 Kepala Negara/Pemerintahan Mitra Wicara ASEAN.