- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Rabu, 8 Januari 2025 | 21:37 WIB
: Charity Run dan Penanaman Pohon Langka Warnai Dies Natalis Universitas Brawijaya. Foto: dok.UB
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 7 Januari 2025 | 04:10 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 115
Surabaya, InfoPublik - Sebagai bagian dari rangkaian perayaan Dies Natalis Universitas Brawijaya (UB) ke-62, digelar kegiatan Napak Tilas Raden Wijaya dengan tema Charity Run.
Kegiatan ini berupa lari maraton dengan rute bersejarah yang dimulai dari Pendopo Trowulan, Mojokerto, melewati Laboratorium ATP Cangar, hingga berakhir di Kampus Universitas Brawijaya, Kota Malang.
Acara yang berlangsung pada Sabtu hingga Minggu (4-5 Januari) ini diikuti oleh 55 pelari dari kalangan civitas akademika UB, termasuk mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan. Selain lari maraton, kegiatan ini juga melibatkan aksi lingkungan bertajuk *Tetenger Bumi*, yang ditandai dengan penanaman sejumlah pohon langka khas Indonesia di sepanjang rute. Beberapa jenis pohon yang ditanam antara lain kepel, genitri, mojopahit, dan mojomanis.
Kegiatan ini secara resmi dilepas oleh Wakil Rektor V Bidang Riset dan Inovasi UB, Prof. Unti Ludigdo, di Pendopo Trowulan. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya mengingat sejarah sebagai sumber inspirasi untuk membangun masa depan.
“Melalui Napak Tilas Raden Wijaya, kita diajak untuk mengenang kejayaan Kerajaan Majapahit. Semangat kejayaan itu diharapkan menjadi inspirasi bagi civitas akademika UB untuk terus maju dan berkontribusi bagi bangsa dan negara. Semoga kegiatan ini dapat berjalan lancar dan meninggalkan dampak positif, baik untuk lingkungan maupun masyarakat sekitar,” ujar Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis seperti dikutip dalam siaran tertulisnya, Senin (6/1/2025).
Tak hanya sekadar maraton, kegiatan ini juga membawa misi sosial. Selama perjalanan, peserta membagikan bantuan sembako kepada masyarakat di beberapa titik pemberhentian, sebagai wujud kepedulian Universitas Brawijaya terhadap komunitas di sekitar rute acara.
Sementara itu, Koordinator Kegiatan Charity Run, Dr. Roni Setiawan, menyebutkan bahwa rute yang dilalui memiliki makna historis yang kuat. Pendopo Trowulan dipilih sebagai titik awal karena merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit, yang didirikan oleh Raden Wijaya. Sedangkan Laboratorium ATP Cangar menjadi simbol pelestarian alam, selaras dengan tema lingkungan yang diusung dalam acara ini.
“Selain mengajak peserta untuk menjaga kebugaran tubuh, kami juga ingin menanamkan semangat cinta sejarah dan lingkungan melalui kegiatan ini. Penanaman pohon langka menjadi salah satu upaya kecil kami untuk melestarikan flora asli Indonesia yang mulai terancam punah,” jelas Roni.
Acara puncak diakhiri dengan penyambutan pelari di Kampus UB, Malang, yang disambut dengan meriah oleh para mahasiswa dan pimpinan universitas. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga media untuk mempererat solidaritas civitas akademika serta mempertegas komitmen Universitas Brawijaya dalam menjaga warisan budaya dan kelestarian lingkungan.
Dengan menggabungkan aspek sejarah, lingkungan, dan sosial, *Napak Tilas Raden Wijaya: Charity Run* menjadi bukti nyata bahwa Universitas Brawijaya terus berinovasi dalam menggelar kegiatan yang tidak hanya inspiratif, tetapi juga berdampak luas bagi masyarakat dan lingkungan. (MC Jatim/ida-jal)