- Oleh MC PROV JAWA TIMUR
- Rabu, 8 Januari 2025 | 21:37 WIB
: Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani (dua dari krii), saat memimpin rapat. Foto: Mc. Jatim
Oleh MC PROV JAWA TIMUR, Selasa, 7 Januari 2025 | 03:32 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 123
Surabaya, InfoPublik – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menjadi perhatian serius di Jawa Timur, mengingat populasi hewan ternak yang rentan terhadap penyakit ini mencapai angka fantastis, yakni 10,5 juta ekor.
Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, di bawah kepemimpinan Indyah Aryani, telah mengambil langkah-langkah strategis untuk menekan dampak wabah yang dapat mengancam keberlangsungan peternakan di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, menyampaikan berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi potensi dampak PMK.
“Kami terus berupaya keras untuk melindungi hewan ternak di Jawa Timur dari ancaman PMK. Namun, dengan populasi hewan rentan yang sangat besar, kami menghadapi tantangan besar,” ujarnya pada Senin (6/11/2025).
Langkah-langkah penanggulangan PMK yang sudah dilakukan Pemprov Jatim, yaitu :
Sebelumnya, pada Sabtu (4/1/2025), Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Indyah Aryani, menggelar rapat terbatas dengan sejumlah pihak terkait, termasuk Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Dr. Drh. Agung Suganda, M.Si., serta Direktur PPHP Kementan, Kepala Pusvetma, Kepala BBIB Singosari, dan perwakilan Direktur Kesehatan Hewan Kementan. Rapat tersebut juga dihadiri oleh jajaran Eselon 3 Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.
Dalam pertemuan tersebut, disepakati beberapa langkah prioritas untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi PMK. Di antaranya adalah peningkatan koordinasi lintas sektor, optimalisasi vaksinasi, dan percepatan distribusi bantuan darurat.
Tantangan Besar Jawa Timur
Sebagai salah satu provinsi dengan populasi ternak terbesar di Indonesia, Jawa Timur memegang peran penting dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu, ancaman PMK tidak hanya menjadi isu lokal, tetapi juga nasional. Dalam situasi ini, Dinas Peternakan terus mendorong sinergi antara pemerintah daerah, pusat, dan stakeholder lainnya untuk menghadapi tantangan yang ada.
“Kami optimistis bahwa melalui kerja sama dan dukungan semua pihak, Jawa Timur dapat melewati ancaman ini dengan baik. Namun, kami tetap memohon dukungan masyarakat untuk menjaga hewan ternak mereka dengan baik, melaporkan segera jika ada indikasi PMK, dan mematuhi arahan dari petugas,” tutup Indyah Aryani.
Langkah-langkah proaktif dan terukur yang dilakukan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur diharapkan dapat menekan dampak wabah PMK, sehingga keberlangsungan peternakan dan perekonomian daerah dapat tetap terjaga. Situasi ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya kesehatan hewan dalam menunjang ketahanan pangan nasional. (MC Jatim/ida-jal/eyv)