- Oleh MC KAB PROBOLINGGO
- Rabu, 4 Desember 2024 | 19:42 WIB
: DP3AP2KB Gelar Rakor TPPS Kabupaten Probolinggo Semester II Tahun 2024
Oleh MC KAB PROBOLINGGO, Senin, 2 Desember 2024 | 15:44 WIB - Redaktur: Juli - 67
Probolinggo, InfoPublik – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Probolinggo selaku Sekretariat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Probolinggo menggelar rapat koordinasi (rakor) TPPS di Kabupaten Probolinggo Semester II tahun 2024, Kamis (28/11/2024) di Paseban Sena Probolinggo.
Kegiatan yang melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait beserta TPPS Kecamatan se-Kabupaten Probolinggo ini dibuka secara resmi oleh Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Heri Sulistyanto didampingi Kepala DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo Hudan Syarifuddin.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Sekda menyerahkan penghargaan kepada TPPS Kecamatan terbaik dalam penanganan stunting. TPPS Kecamatan Gending meraih juara pertama, diikuti oleh TPPS Kecamatan Pajarakan di posisi kedua dan TPPS Kecamatan Tegalsiwalan di posisi ketiga.
Rakor TPPS ini dimaksudkan mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan seluruh kegiatan percepatan penurunan stunting serta adanya strategi dan kebijakan pelaksanaan program kerja di seluruh tingkat pelaksanaan percepatan penurunan stunting dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
Selain itu, dapat mengoptimalkan fungsi dan peran ketua-ketua bidang agar tercapai efisiensi dan efektifitas organisasi dan juga adanya persetujuan/kesepakatan bersama serta komitmen yang kuat dalam penanganan stunting di Kabupaten Probolinggo sehingga target dan sasaran kegiatan dapat sebagaimana yang diharapkan.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo Heri Sulistyanto menjelaskan percepatan penurunan angka prevalensi stunting menjadi salah satu program prioritas nasional menuju Indonesia Emas 2045. D imana tujuannya, pemerintah mengeluarkan kebijakan percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan secara konvergen.
“Angka prevalensi stunting di Kabupaten Probolinggo terbilang masih cukup tinggi. Melalui data hasil dari Survey Studi Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yakni sebesar 23,3% dan tahun 2022 mengalami penurunan yaitu 17,3%. Untuk tahun 2023 melalui hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) terjadi peningkatan yakni 35% yang artinya 1 dari 3 balita di Kabupaten Probolinggo adalah stunting,” katanya.
Dengan kondisi tersebut jelas Pj Sekda, tentu saja harus melaksanakan langkah-langkah penting, bukan hanya sekedar cepat akan tetapi harus dilakukan percepatan atau akselerasi untuk menyelamatkan generasi penerus di Kabupaten Probolinggo.
“Kita menunggu hasil survei dari Survei Studi Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang telah dilaksanakan pada bulan Oktober kemarin. Semoga hasil ini sesuai dengan harapan kita bersama sesuai target Nasional angka prevalensi stunting menjadi 14%. Di tingkat Provinsi Jawa Timur diadakan penilaian kinerja TPPS Kabupaten/Kota dengan hasil bahwa Kabupaten Probolinggo berada di posisi 28 dari 38 Kabupaten/Kota,” terangnya.
Sementara Kepala DP3AP2KB Kabupaten Probolinggo Hudan Syarifuddin mengungkapkan terkait dengan konvergensi percepatan penurunan stunting di daerah melalui 8 (delapan) Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting merupakan salah satu tugas dan fungsi Tim Percepatan Penurunan Stunting sebagai wujud implementasi Perpres Nomor 72 Tahun 2021.
“Melihat faktor-faktor penentu yang dapat memengaruhinya, maka penanganan permasalahan stunting harus dilakukan secara paripurna, komprehensif, terpadu dan bersifat multisektoral dengan mengintensifkan pendampingan terhadap keluarga yang berisiko melahirkan bayi berisiko stunting,” ujarnya.
Hudan menegaskan pendampingan ini fokus dilakukan mulai pada periode remaja serta calon pengantin, pada masa kehamilan dan pada masa pasca persalinan serta terus didampingi hingga anak berusia 5 tahun.
“Pendampingan tersebut merupakan upaya agar segenap intervensi sensitif maupun intervensi spesifik yang diberikan dapat dipastikan sampai kepada penerima manfaat dan mempunyai dampak nyata dengan menurunnya angka prevalensi stunting 14% pada tahun 2024,” pungkasnya.
(MC Kabupaten Probolinggo/y0n/son)