- Oleh MC KAB SLEMAN
- Senin, 11 November 2024 | 14:38 WIB
: Sekitar enam puluh warga Padukuhan Lodoyong, Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman, turun langsung ke lapangan membangun drainase.
Oleh MC KAB SLEMAN, Senin, 11 November 2024 | 22:13 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 218
Sleman, InfoPublik – Sekitar enam puluh warga Padukuhan Lodoyong, Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman, turun langsung ke lapangan membangun drainase. Alih-alih membayar ongkos tukang, warga memilih bergotong-royong mengerjakan sendiri prasarana yang dianggarkan dengan dana desa 2024 sebesar Rp15 juta tersebut.
Bagi warga Lodoyong, gotong-royong ini bukan sekadar kerja bakti, melainkan simbol kekompakan dan kepedulian warga terhadap pembangunan lingkungan mereka. Menurut Taufik Nur Arifudin, Dukuh Lodoyong, pembangunan drainase ini sudah menjadi prioritas bersama yang sebelumnya disepakati melalui musyawarah rencana pembangunan jangka menengah.
“Sesuai dengan arahan Pemerintah Kalurahan Lumbungrejo, kami melaksanakan pembangunan drainase melalui gotong-royong, memanfaatkan dana desa tahun 2024 yang dialokasikan untuk material dan bahan bangunan sebesar Rp15.000.000 setelah pajak,” ungkap Taufik di lokasi, Minggu (10/11/2024)
Pembangunan ini juga menghemat biaya yang semula dialokasikan untuk upah tenaga kerja. Dengan melibatkan warga langsung, mereka merasa memiliki tanggung jawab terhadap hasil pembangunan ini. Hal ini diyakini akan memudahkan pemeliharaan infrastruktur di masa depan karena ada rasa keterikatan.
Semangat kolektif di era modern
Taufik menambahkan selain membangun fisik, gotong-royong semacam ini memperkuat solidaritas antarwarga, di tengah perubahan zaman yang cenderung individualis. Semangat kolektif yang tercipta bukan hanya bermanfaat secara material, tetapi juga membangun rasa memiliki terhadap lingkungan sekitar.
Langkah ini diharapkan menjadi inspirasi bagi padukuhan lainnya di wilayah Sleman untuk tidak hanya bergantung pada tenaga profesional dalam pembangunan, tetapi juga mengajak warga untuk terlibat aktif dan menjaga warisan budaya gotong-royong yang sudah lama melekat. (Ais-KIM Ceria Lumbungrejo Tempel)