- Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
- Kamis, 7 November 2024 | 06:28 WIB
:
Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT, Jumat, 8 November 2024 | 16:46 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 104
Bogor, InfoPublik – Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) atas pencapaian luar biasa dalam penurunan angka stunting. Kalbar berhasil mencatat penurunan tertinggi kedua secara nasional, setelah Nusa Tenggara Barat (NTB).
NTB tercatat menurunkan angka stunting sebesar 8,1 persen, sementara Kalbar berhasil menurunkan angka sebesar 7,2 persen, diikuti oleh Kalimantan Utara (Kaltara) dengan penurunan 4,7 persen.
Dalam paparan yang disampaikan Wapres Gibran, angka stunting di Kalbar turun dari 27,8 persen pada tahun 2022 menjadi 20,6 persen di tahun 2023.
“Dengan capaian tersebut, Kalbar menempati posisi kedua secara nasional dalam percepatan penurunan stunting,” ujar Gibran saat menutup Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemerintah Pusat dan Daerah Tahun 2024 di Sentul International Convention Center, Bogor, Kamis (7/11/2024).
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka stunting di Kalbar sebesar 20,6 persen, menunjukkan progres signifikan dibandingkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 yang mencatat angka 29,8 persen. Meski pada 2022 hanya terjadi penurunan dua persen, penurunan besar pada 2023 memperlihatkan upaya serius yang dilakukan pemerintah daerah.
Penjabat (Pj) Gubernur Kalbar, Harisson, menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen pemerintah kabupaten/kota, Forkopimda, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalbar, organisasi wanita, dan Korpri yang berperan aktif dalam upaya penurunan stunting.
“Kami terus memaksimalkan upaya percepatan penurunan stunting, dengan target 14 persen di tahun 2024,” ungkap Harisson. Ia memastikan bahwa Pemprov Kalbar akan terus melakukan aksi nyata untuk mencapai target tersebut, demi mempersiapkan SDM yang unggul menuju Indonesia Emas 2045.
Upaya-upaya yang dilakukan meliputi edukasi pola asuh dan pengolahan Makanan Pendamping ASI (MPASI) di Posyandu, Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) stunting, serta sinergi dengan organisasi wanita untuk meningkatkan pengetahuan gizi keluarga.
Program Kakak Asuh Stunting (Kating) dan gerakan Inspeksi di sekolah-sekolah juga menjadi bagian penting dari strategi penurunan stunting. Inovasi-inovasi ini bahkan telah terdaftar di Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
“Penghargaan ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus memperbaiki dan memperkuat implementasi Asta Cita, sejalan dengan arahan Wakil Presiden dan Presiden RI Prabowo Subianto,” kata Harisson.
(adpim)