Ikatan Arsitek Indonesia Ajak Warga Amati dan Gali Informasi Kota Tua Gorontalo

: Sebagian peserta jalan sehat dan studi ekskursi Kota Tua Gorontalo saat berfoto di bekas gedung Kopra Fond. (Foto: istimewa)


Oleh MC PROV GORONTALO, Selasa, 15 Oktober 2024 | 18:00 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 108


Kota Gorontalo, InfoPublik – Suguhan Kota Tua Gorontalo yang disajikan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Provinsi Gorontalo dalam jalan sehat dan studi ekskursi semakin menguatkan ingatan pada peninggalan era kolonial Hindia Belanda di ibu kota Provinsi Gorontalo. Warisan masa lalu ini menjadi penguat Kota Gorontalo sebagai kota tua yang utuh dengan sebaran yang berlimpah.

“Studi ekskursi dan jalan sehat pada akhir pekan lalu merupakan pembelajaran yang dilakukan para peserta secara berkelompok dengan menyusuri kota tua Gorontalo dan mengamati serta menggali informasi secara langsung,” kata Ketua IAI Provinsi Gorontalo, Yohanes Erik Ambarmoko, Selasa (15/10/2024).

Erik menjelaskan bahwa para peserta jalan sehat dibawa ke kawasan kota tua yang dulunya merupakan pusat pemerintahan di era kolonial Hindia Belanda. Kawasan ini berada di Kelurahan Tenda dan Biawao Kecamatan Kota Selatan.

Jalan sehat ini dimulai dari alun-alun Lapangan Taruna Remaja sebagai landmark kota tua Gorontalo. Lapangan ini berada di depan rumah dinas Gubernur Gorontalo yang pada masa Pemerintahan Hindia Belanda merupakan rumah Asisten Residen Gorontalo.

Di awal jalan sehat ini, para peserta dibawa ke sisi selatan alun-alun yang masih banyak berdiri rumah-rumah tua. Kawasan ini dikenal sebagai Kampung Borogo atau Borgo, yaitu kawasan permukiman para pegawai pemerintahan kolonial yang umumnya peranakan Belanda.

Ragam rumah dengan gaya arsitektur Indis menjadi suguhan perjalanan ini. Ada juga bekas bangunan Societeit Wilhelmina, Hotel te Gorontalo yang sekarang menjadi rumah sakit tantara, asrama polisi yang dulunya merupakan Benteng Nassau baru, serta bekas kantor dan pembangkit listrik Algemeen Nederlands Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM). Ada pula bangunan Hotel Velberg yang dibangun pada tahun 1900 oleh Hendrik Vellberg, seorang syahbandar pelabuhan Gorontalo pada masa itu. 

Sisa penjara lama berupa pondasi batu bata di tepi jalan dan dinding luar juga disaksikan para peserta jalan sehat. Mereka kemudian menyusuri kawasan pecinan yang memiliki bangunan beton gaya indis, terdapat kelenteng Thian Hou Kiong (Tulus Harapan Kita) yang berdiri pada tahun 1883.

“Kami juga mengajak peserta untuk mengenal bangunan bekas kantor Kopra Fond yang memiliki gaya arsitektur unik,” ujar Rosyid Azhar, pemandu wisata yang menemani perjalanan studi ekskursi peserta jalan sehat ini.

Sepanjang jalan kembali ke Lapangan Taruna Remaja, para peserta masih disuguhi bangunan-bangunan tua yang umurnya diperkirakan lebih dari 100 tahun, seperti bekas gedung Koninklijke Paketvaart-Maatschappij (sebuah perusahaan pengiriman paket kerajaan, semacam Pelni di era Hindia Belanda).

Ada juga Kantor Pos Indonesia yang dulunya bernama Posts Telegraafend Telefoon Dienst atau Jawatan Pos, Telegraf, dan Telepon (PTT), serta kantor PKK Kota Gorontalo yang dulunya adalah Kantor Landbouw.

Jalan sehat dan studi ekskursi Kota Tua Gorontalo ini mendapat dukungan dari Dekkson, sebuah produsen dan pemasok perangkat keras arsitektur terkemuka yang menyediakan beragam produk berkualitas yang memiliki desain estetika tinggi seperti Wooden Door, glass door, aluminium door, steel door, electronic door, furniture accessories, slide and fold door, sliding door. (mcgorontaloprov)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Selasa, 15 Oktober 2024 | 17:54 WIB
Promosikan Kota Tua Gorontalo, IAI Mendapat Apresiasi dari Sejumlah Perguruan TInggi
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Senin, 11 Desember 2023 | 18:28 WIB
IAI Gorontalo Gelar Rapat Akhir Tahun: Gagasan Arsitek untuk Gorontalo 2045
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Selasa, 17 Oktober 2023 | 04:53 WIB
BPK XVII Apresiasi Workshop Pengenalan Kota Tua Gorontalo