- Oleh MC PROV GORONTALO
- Senin, 18 November 2024 | 23:36 WIB
: Pj Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin saat menggelar Rakor bersama Deputi Bidang Kebijakan Strategis, Dessy Ruhati, terkait pembangunan sektor pariwisata Indonesia dan Gorontalo, di Aula Rumah Jabatan Gubernur, Rabu (25/9/2024). (Foto: Fadly Diskominfotik)
Oleh MC PROV GORONTALO, Rabu, 25 September 2024 | 22:15 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 182
Kota Gorontalo, InfoPublik - Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin mengeluhkan mahalnya tiket pesawat domestik di Indonesia. Menurutnya, harga tiket yang tinggi dibandingkan dengan tiket ke luar negeri membuat sektor pariwisata di daerah sulit bergerak maju.
“Masih ada kendala-kendala buat kita dalam mengembangkan pariwisata di Gorontalo. Pertama, menyangkut biaya tiket pesawat ke sini yang masih sangat mahal. Kami juga sudah sampaikan ini ke Pak Menteri,” kata Rudy.
Hal itu disampaikan Rudy saat membuka Rapat Koordinasi Pembangunan Sektor Pariwisata Indonesia dan Gorontalo bersama Deputi Bidang Kebijakan Strategis Dessy Ruhati, di Aula Rumah Jabatan Gubernur, Rabu (25/9/2024).
Menurut Rudy, pariwisata Gorontalo semakin bergeliat dengan semakin populernya destinasi wisata hiu paus. Meski begitu, kunjungan wisatawan lebih banyak didominasi oleh urusan dinas (business trip) daripada wisata murni.
“Walaupun kita sudah bilang ada hiu paus tapi dengan tiket begitu mahal mereka akhirnya memilih mundur. Lebih memilih destinasi yang lebih dekat dan lebih murah, atau lebih jauh tapi lebih murah atau sama dengan Gorontalo. Sehingga yang datang berwisata itu orang yang melakukan kegiatan di Gorontalo lebih ke business trip,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf, Selliane Ishak, menjelaskan bagwa rakor ini bertujuan memberikan gambaran besar tentang Indonesia travel and tourism strategy dan kaitannya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan kepariwisataan.
“Kegiatan ini juga diharapkan untuk berdialog dan mendapatkan masukan dari teman-teman pemerintah daerah dalam pembangunan Kepariwisataan di Indonesia,” ungkap Selliane.
Rakor tersebut diisi dengan diskusi panel yang menghadirkan para pengurus OPD dan pemangku kepentingan terkait. Ada tiga tema besar yang diangkat pada diskusi tersebut, yakni potensi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Provinsi Gorontalo; kajian penerapan ekonomi biru, ekonomi hijau, dan ekonomi sirkuler; serta penjelasan grand desain travel and tourism strategy dan daya saing kepariwisataan di Provinsi Gorontalo. (mcgorontaloprov/isam)