- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Senin, 16 Desember 2024 | 13:15 WIB
: Ketua tim peneliti dari LPPM Universitas Negeri Gorontalo, Suleman Bouti, saat memaparkan hasil penelitiannya di Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo. (Foto: istimewa)
Oleh MC PROV GORONTALO, Rabu, 25 September 2024 | 08:16 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 203
Bone Bolango, InfoPublik – Diseminasi hasil penelitian normalisasi dan pelestarian Bahasa Gorontalo melalui standarisasi ortografi menghasilkan empat rencana tindak lanjut.
Keempat tindak lanjut itu yakni pembentukan wadah bersama dalam tim kerja yang didasari prinsip link and match untuk merancang kebijakan dan strategi pelestarian bahasa Gorontalo, menggelar diskusi lanjutan sebagai sarana dialog dengan pemerintah daerah di Provinsi Gorontalo untuk memasukkan bahasa Gorontalo ke dalam kurikulum muatan lokal secara lebih luas.
Selain itu, dibutuhkan sebuah Pusat Kajian Pelestarian Bahasa Daerah di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) untuk melancarkan komunikasi antarlembaga dengan UNG dalam rangka percepatan pergerakan tiap unsur serta pembentukan program studi bahasa daerah.
Tindak lanjut ini dibeberkan tim peneliti dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Gorontalo yang diketuai Suleman Bouti di Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo, Selasa (24/9/2024).
“Disemiansi ini diharapkan tidak hanya sebagai ajang penyebaran informasi, tetapi juga sebagai titik awal untuk upaya lebih lanjut dalam pelestarian bahasa Gorontalo,” kata Suleman Bouti.
Riset ini didasarkan atas fakta penggunaan sistem penulisan (ortografi) dalam bahasa Gorontalo yang hingga saat ini belum konsisten, menciptakan fenomena yang dapat menghambat upaya pelestarian bahasa Gorontalo.
Variasi dalam penulisan, terutama dalam penggunaan diakritik dan simbol-simbol fonetis, mengakibatkan kebingungan dalam pembelajaran dan pemahaman bahasa.
Inkonsistensi ini tidak hanya berpengaruh pada proses pendidikan, tetapi juga berpotensi mengganggu komunikasi sehari-hari dan melemahkan identitas budaya masyarakat Gorontalo. Di sisi lain, masyarakat Gorontalo memiliki sejarah menggunakan aksara Arab Pegon dalam sistem penulisannya.
Sehubungan dengan fenomena tim peneliti Universitas Negeri Gorontalo merumuskan penelitian dengan judul “Kajian Variasi Penggunaan Ortografi Dalam Upaya Normalisasi dan Pelestarian Bahasa Gorontalo.”
“Agenda ini adalah agenda tahun pertama dari kisaran beberapa tahun ke depan hingga lahirnya suatu komunike bersama masyarakat Gorontalo dalam menata penggunaan bahasa daerahnya, bahasa Gorontalo,” ujar Suleman Bouti. (mcgorontaloprov)