- Oleh MC KAB BANGKALAN
- Sabtu, 14 Desember 2024 | 19:53 WIB
: Sesi foto bersama sejumlah pemenang dalam beberapa kejuaraan Festival Tunas Bahasa Ibu. (Foto: RAA)
Oleh MC PROV GORONTALO, Jumat, 15 November 2024 | 14:52 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 193
Kota Gorontalo, InfoPublik – Bahasa ibu memiliki peran penting dalam membentuk kepribadian dan pola pikir sesorang. Menjaga bahasa ibu tetap hidup berarti menjaga nilai-nilai lokal.
Peran penting bahasa ibu disampaikan oleh Rusli Nusi Kepala Dinas pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Gorontalo pada penutupan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2024 yang dilaksanakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo di balairung Hotel Fox Kota Gorontalo, Kamis (14/11/2024).
Rusli Nusi menjelaskan pelibatan para siswa ini memiliki makna strategis sebagai generasi penerus bangsa yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Mereka belajar menyintai, menghargai dan melestarikan kebudayaan Gorontalo.
“Jadikanlah Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2024 ini untuk memperkaya wawasan bahasa ibu sebagai dasar yang kuat untuk menghadapi dunia modern,” ujar Rusli Nusi.
Kepada para peserta, Rusli Nusi meminta agar mampu mengembangkan bahasa ibu di dunia masing-masing. Ia meminta agar bahasa ibu tetap dicinta agar tetap lestari.
Rusli Nusi juga mengapresiasi kepada Kepala Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo Ahmad Nawari yang telah menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2024 ini.
Malam puncak Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2024 ini benar-benar milik mereka. Bahkan banyak siswa yang tak kuasa menahan haru dan menangis sesenggukan saat nama meerka disebut sebagai pemenang dalam perlombaan ini. Selama tiga hari para siswa ini beradu kebolehan dalam beragam perlombaan yang dilaksanakan diu tempat ini.
Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai seseorang sejak lahir melalui interaksi dengan lingkungannya, seperti keluarga dan masyarakat. Bahasa ibu juga disebut sebagai bahasa asli atau bahasa pertama.
Festival Tunas Bahasa Ibu merupakan sarana berbagi praktik baik upaya pelestarian bahasa ibu yang melibatkan para pihak untuk menampilkan capaian belajar bahasa daerahnya melalui berbagai kegiatan menarik.
“Dalam Festival Tunas Bahasa Ibu ini digelar berbagai lomba, antara lain pidato, membaca puisi, komedi tunggal, mendongeng, menulis cerita pendek, cerdas cermat, dan gelar wicara revitalisasi bahasa daerah,” kata Ahmad Nawari, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo.
Ahmad Nawari menjelaskan bahwa FTBI adalah festival yang bertujuan untuk melestarikan bahasa daerah dan sastra, serta untuk menjadikan generasi muda sebagai penutur aktif bahasa daerah
Ragam kegiatan diharapkan mampu mendorong kaum muda untuk melestarikan bahasa ibu. FTBI merupakan sarana untuk mengapresiasi generasi muda mampu menjadi penutur aktif bahasa daerah.
Ahmad Nawari juga menjelaskan revitalisasi bahasa daerah sebagai salah satu upaya pelindungan bahasa untuk menambah jumlah penutur muda.
“Penambahan penutur muda ini dapat dilakukan melalui transmisi di lingkungan sekolah. Hasil dari proses transmisi bahasa daerah diapresiasi melalui beberapa hal, salah satunya Festival Tunas Bahasa Ibu.
Nawari juga menegaskan bawa FTBI bukanlah tujuan akhir pelaksanaan revitalisasi bahasa, melainkan sebagai wadah apresiasi untuk siswa setelah melaksanakan pembelajaran.
Berkurangnya minat generasi muda untuk mempelajari dan mengembangkan bahasa daerah merupakan sebuah realitas yang memprihatinkan. Padahal, generasi muda memegang tongkat estafet eksistensi sebuah bahasa daerah.
Nasib bahasa daerah ditentukan para generasi muda pemilik bahasa daerah. Untuk itu, dibutuhkan upaya pelindungan bahasa daerah yang di dalamnya menyertakan generasi muda sebagai agen atau tunas transmisi bahasa antargenerasi. (mcgorontaloprov)