Upacara Suran Mbah Demang Peringati Perjuangan Sejahterakan Masyarakat Modinan

: Pemerintah Kalurahan Banyuraden menggelar upacara adat Suran Mbah Demang pada Sabtu malam 13 Juli 2024.


Oleh MC KAB SLEMAN, Selasa, 16 Juli 2024 | 09:23 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 216


Sleman, InfoPublik - Pemerintah Kalurahan Banyuraden menggelar upacara adat Suran Mbah Demang pada Sabtu malam 13 Juli 2024. Upacara ini sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada leluhur, Mbah Demang Cokrodikromo yang dianggap sebagai tokoh penting sejarah dan budaya Banyuraden karena telah berjuang menyejahterakan masyarakat Dusun Modinan.

Berlangsung di rumah Tabon Demang Cokrodikromo di Dusun Modinan, Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping, tradisi upacara adat tersebut ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) pada 2016. Dalam praktiknya, sering kali disertai dengan berbagai kegiatan seni untuk memperkaya budaya lokal dan menghibur masyarakat.

Prosesi upacara adat diawali dengan pembagian Kendhi Ijo yang merupakan hidangan nasi beserta lauk pauk berupa aneka sayur mayur dan gudhangan bumbu tumbuk dibungkus daun pisang yang berwarna hijau. Lalu dilanjutkan pembacaan tahlil di makam Mbah Demang.

Kemudian di malam harinya dilakukan kirab pusaka, kitab, serta gunungan hasil bumi dan sayuran yang dikawal oleh Bregada Ranu Wira Patuk, Bregada Pesanggrahan, Bregada Wira Ndaga Kaliabu, Bregada Pamong Kalurahan Banyuraden, Bregada Trah Pati, Bregada Rukun Krida Muda Guyangan, Bregada Banyu Sembada Banyumeneng, Bregada Turangga Sumber Arum, Bregada Wira Reja Biru, serta dimeriahkan dengan penampilan berbagai ragam kesenian seperti ogoh-ogoh dan hadroh.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo  yang hadir dalam upacara adat tersebut mengatakan, Ki Demang Cokrodikromo menjadi suri teladan dalam hidup bermasyarakat karena banyak perbuatan baik yang dilakukan bagi masyarakat, serta memiliki sifat belas kasih kepada siapa saja.

“Melalui upacara adat ini saya berharap seluruh warga masyarakat dan pamong dapat menyatu demi mendukung pembangunan di Banyuraden,” tutur Kustini di hadapan peserta kirab.

Pemberangkatan peserta kirab oleh Bupati Kustini bersama Lurah Banyuraden Sudarisman dilakukan usai melepas sepasang burung merpati putih dan menyebarkan ‘Udik-Udik’ berupa beras kuning dan uang logam yang dapat diperebutkan masyarakat sebagai tanda Demang Cokrodikromo suka memberi sedekah kepada orang lain dan menjadi berkah bagi yang menerima. Bahkan disebut pemberiannya dipercaya sebagai jimat tolak balak.

Turut hadir dalam kirab antara lain Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Ishadi Zayid, Panewu Gamping Tamzis Sarwana, Wadanramil 17 Gamping Kapten Infanteri Wahyani, Perwakilan Kepolisian Sektor Gamping, serta Lurah Banyuraden Sudarisman yang didampingi seluruh Pamong Kalurahan Banyuraden.

Lebih lanjut, Tamzis Sarwana selaku Panewu Gamping menyatakan pihaknya mengapresia pelaksanaan upacara adat tahunan ini guna melestarikan tradisi dan warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun, serta mengajarkan kepada generasi muda mengenai nilai-nilai budaya, sejarah, dan tradisi lokal yang sangat berharga.

“Suran Mbah Demang ini juga menjadi sarana untuk menjaga identitas budaya lokal menjadi semakin kuat karena melibatkan berbagai elemen masyarakat yang memiliki kebersamaan dan rasa memiliki di tengah arus modernisasi yang semakin kuat,” pungkasnya. (Adnan Nurtjahjo|KIM Pararta Guna Kapanewon Gamping)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB SERDANG BEDAGAI
  • Selasa, 13 Agustus 2024 | 22:01 WIB
Pemkab Sergai Gelar Festival Layang-Layang dan Sepak Bola Pantai untuk HUT ke-79 RI
  • Oleh Untung S
  • Rabu, 7 Agustus 2024 | 13:48 WIB
Noken, Warisan Budaya yang Menunggu Sentuhan Generasi Muda Papua
  • Oleh MC KOTA PONTIANAK
  • Selasa, 30 Juli 2024 | 15:35 WIB
Pj Sekda Pontianak Dorong Bujang dan Dare untuk Cintai Budaya Lokal