Noken, Warisan Budaya yang Menunggu Sentuhan Generasi Muda Papua

: Mama-mama Papua tengah mengajarkan merajut Noken kepada jurnalis dari Jakarta, Yogyakarta dan Bandung peserta Kunjungan Jurnalistik 2024 di Terminal Lama Entrop, Jayapura, Papua, Rabu (7/8/2024). Foto: M Taofiq Rauf InfoPublik


Oleh Untung S, Rabu, 7 Agustus 2024 | 13:48 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 338


Jayapura, InfoPublik – Noken, karya kearifan lokal asli Papua, telah diakui dunia sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO sejak 4 Desember 2012. Meski terkenal, Noken menghadapi ancaman menjadi barang langka di masa depan jika tidak ada kepedulian dan sentuhan kreativitas dari generasi muda, khususnya anak-anak Papua.

Demikian dikatakan Koordinator Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sekaligus PIC Store Papua Youth Creative Hub (PYCH), Vitha Faidiban, menyampaikan hal ini saat menerima rombongan Kunjungan Jurnalistik 2024 di Terminal Lama Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua, Rabu (7/8/2024).

"Noken digolongkan dalam kategori In Need of Urgent Safeguarding atau warisan budaya yang membutuhkan perlindungan mendesak oleh UNESCO. Maka kepedulian semua pihak sangat diperlukan, termasuk generasi muda Papua agar Noken tetap hidup," ujar Vitha.

Meski begitu Vitha merasakan ada perubahan dan harapan ketika Presiden Joko Widodo meresmikan PYCH sebagai wadah penyaluran bakat anak muda Papua, termasuk dalam melestarikan Noken. Generasi muda Papua, katanya, menunjukkan antusiasme yang tinggi sehingga pengurus PYCH pun berupaya tidak hanya menjadi tempat berkumpul untuk salah satunya melestarikan Noken, tetapi juga mendukung Mama-Mama Papua yang ahli merajut untuk menyalurkan kemampuan dan memasarkan produk tersebut secara digital.

"Kami terus berupaya agar Noken yang sudah dikenal dapat dipasarkan dengan baik terutama di era digitalisasi saat ini. Kami juga mendorong anak-anak muda di Papua untuk terus melestarikan Noken," jelas Vitha.

Sementara saat yang sama, Mama Sara Pakage, salah satu pengrajin, mengungkapkan bahwa kemampuannya merajut Noken diwariskan dari orang tuanya dan ingin terus dijaganya. Ia pun berharap kemampuan ini dapat diwariskan kepada anak-anaknya dan generasi muda Papua.

"Apalah artinya kami yang sudah tua ini jika tidak ada yang meneruskan budaya ini. Masuk sebagai warisan budaya di UNESCO bukan hanya kebanggaan, tapi tanggung jawab bersama untuk memastikan Noken tetap hidup," kata Mama Sara.

Perajin Noken lainnya, Mama Anci Pakage, menambahkan bahwa Noken menjadi simbol kehidupan yang baik, cinta perdamaian, dan kesuburan bagi masyarakat Papua, terutama bagi suku-suku di Pegunungan Tengah Papua seperti suku Yali, suku Lani, suku Damal, dan Bauzi.

Noken biasa dirajut dari serat kulit kayu Melinjo dan Sukun yang sangat kuat, namun kini para perajin juga menggunakan benang pabrikan seperti benang manila, katun, dan wol untuk memudahkan proses pembuatan.

Dengan perkembangan zaman dan kemudahan akses internet, motif Noken kini semakin beragam dan kekinian.

Kunjungan Jurnalistik 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI, melalui Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan (IK Polhukam), memberangkatkan tujuh jurnalis dari berbagai media ke Jayapura, Papua. Mereka antara lain berasal dari Kedaulatan Rakyat, Harian Jogja, Pikiran Rakyat, Republika, Kompas.com, Media Indonesia, LKBN ANTARA, dan InfoPublik.id.

Pada hari kedua di Jayapura, Rabu (7/8/2024), para jurnalis belajar membuat Noken dan menjadi narasumber dalam Forum Diskusi Publik bertema "Citizen Journalism untuk Generasi Muda" di PYCH. Sebelumnya, pada hari pertama, mereka juga menghadiri audiensi di Kantor Biro Antara Papua dan dialog interaktif di RRI Papua. Rencananya, rombongan akan berada di Jayapura hingga Jumat (9/8/2024).

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Jumat, 13 September 2024 | 22:02 WIB
Perjalanan 23 Tahun Kominfo: Menuju Indonesia Berdaulat di Era Digital
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Jumat, 13 September 2024 | 18:39 WIB
Kominfo Ajak Media dan Platform Digital Ciptakan Ruang Informasi Sehat
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Kamis, 12 September 2024 | 22:20 WIB
Indonesia Siap Wujudkan Transformasi Digital Menuju Visi Digital 2045