Kemendikbudristek: Nilai-Nilai Luhur Sedulur Sikep Masih Relevan dengan Kehidupan Masa Kini

: Pemerintah Blora menyelenggarakan acara sarasehan yang mengangkat tema 'Laku Sikep dan Relevansinya di Era Kekinian' bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati Kabupaten Blora, selasa (9/7/2024)


Oleh MC KAB BLORA, Rabu, 10 Juli 2024 | 21:41 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 201


Blora, InfoPublik - Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kemendikbudristek bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Blora menyelenggarakan acara sarasehan 'Laku Sikep dan Relevansinya di Era Kekinian' di Pendopo Rumah Dinas Bupati Kabupaten Blora, Selasa (9/7/2024).

Sarasehan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Festival Budaya Spiritual 2024 di Kota Blora yang digelar pada 8 - 10 Juli 2024 dengan mencakup berbagai acara di antaranya pagelaran seni tradisional, pementasan teater, sarasehan dan rembug saminisme.

Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Blora Iwan Setiyarso menjelaskan, banyak Samin selama ini mengajarkan para pengikutnya, Sedulur Sikep, untuk mempertahankan nilai kebenaran tanpa kekerasan. Konsep utama Saminisme adalah mengatur hubungan harmonis antara manusia dan alam, menumbuhkan sikap saling menghormati, serta hidup harmonis dengan alam.

"Sebagaimana spiritualitas yang lahir dari dinamika budaya tradisional di masa lalu, ajaran Sikep juga mendapat tantangan menghadapi dinamika masyarakat yang dibela oleh modernitas. Oleh karena itu pertanyaan terbesar atas ajaran Sikep adalah relevansinya dengan permasalahan-permasalahan saat ini. Itulah yang dibahas dalam sarasehan kali ini," kata Iwan.

Sementara itu, Direktur Kepercayaan dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek Syamsul Hadi hadir sebagai pembicara utama menyebut pihaknya sebagai representasi negara yang melindungi dan menjamin kebebasan warga untuk memeluk dan menjalankan keyakinannya sebagaimana diatur dalam konstitusi UUD 45.

"Sedulur Sikep menjunjung tinggi nilai-nilai luhur untuk memuliakan hubungan antar manusia dan menjalin hubungan baik dengan alam. Nilai-nilai tersebut sangat relevan dengan kehidupan masa kini, sehingga nilai kehidupan yang dilakoni Sedulur Sikep tersebut patut dipertahankan. Hal ini diperkuat dengan ditetapkannya kearifan lokal Sedulur Sikep sebagai warisan budaya tak benda yang diakui Kemendikbud pada 2019," ujar Syamsul.

Selain itu, pemahaman dalam hal pelayanan, kiranya bisa memahami karakteristik Sedulur Sikep. "Saya mendengar tentang pakaian adat Sedulur Sikep dalam setiap mengurus keperluan administrasi yang sering mendapat teguran dari pelayan masyarakat," terangnya.

“Oleh karena itu melalui diskusi ini kiranya ada rumusan-rumusan yang nantinya bisa menjadi panduan, baik dari pihak pemerintah bisa hadir untuk para kadang Sedulur Sikep, dan nantinya Sedulur Sikep mendapatkan pemenuhan hak-hak sipilnya,” tandasnya.

Dikatakannya, selain itu dalam rangka memperkuat identitas budaya lokal Sedulur Sikep. Dalam hal ini ajaran yang telah disampaikan oleh Samin Surosentiko pada saat itu, tetap lestari dan berkelanjutan. Serta dalam rangka memperkuat kebanggaan terhadap warisan budaya mereka, penganut Saminisme ini terus dijaga.

“Selain itu juga perlu pendekatan holistik terhadap kehidupan dan keseimbangan dalam segala hal. Salah satu warga Samin saat ini, pergeseran budaya sudah sangat terasa, bagaimana bercocok tanam, bibit padi yang awalnya turun temurun dari leluhur, sekarang lebih praktis,” imbuh Sjamsul Hadi.

Guru Sikep muda Anggit Pratiwi, menekankan pentingnya bertani sebagai bagian dari kehidupan mereka. “Saya belajar di rumah, diajari oleh bapak ibu. Jika semua orang mau menjadi pegawai, siapa yang mencukupi kebutuhan pangan?” katanya.

Sementara Dr. Amrih Widodo dari Australian National University menyoroti pentingnya memahami bagaimana Sedulur Sikep merespons kekuasaan. “Melihat spiritualitas Samin, kita harus melihat bagaimana cara mereka merespons kekuasaan,” ujarnya.

Sarasehan ini menghasilkan sejumlah rekomendasi, termasuk pentingnya diseminasi untuk mengurangi persepsi buruk terhadap siswa Sikep dan perlunya pemerintah memberikan ruang toleransi serta pemenuhan hak-hak sipil mereka. Rangkaian acara akan dilanjutkan dengan Rembug Samin pada 10 Juli 2024.

Laku Jejeg, Sedulur Sikep Pati-Kudus jalan kaki ke Ploso Kediren Blora. Selain itu  juga untuk memperkuat identitas budaya lokal Sedulur Sikep Samin. (MC Kab.Blora/Vinna)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB BLORA
  • Minggu, 15 September 2024 | 00:57 WIB
Pemkab Blora Berhasil Bangun Jalan Senilai Rp1,2 Triliun dalam 3,5 Tahun
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 13 September 2024 | 18:59 WIB
Kemendikbudristek dan OASE KIM Salurkan Pojok Baca ke 20 PAUD di Kalimantan Timur
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 13 September 2024 | 18:56 WIB
AKI 2024: Persembahan Istimewa bagi Penggerak Budaya Indonesia
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Kamis, 12 September 2024 | 21:12 WIB
ULT Kemendikbudristek Raih Empat Penghargaan di The Best Contact Center Indonesia 2024
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 11 September 2024 | 18:09 WIB
Kemenristekdikti Gandeng BNET Academy Tingkatkan Kompetensi Siswa SMK di Bidang TIK
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 10 September 2024 | 18:16 WIB
Festival Budaya Panji 2024: Melestarikan Warisan Seni Budaya Nusantara