Pemprov Kalteng Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Secara Virtual

: Sahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual-Foto:Mc.Kalteng


Oleh MC PROV KALIMANTAN TENGAH, Selasa, 19 Maret 2024 | 09:13 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 139


Palangka Raya, InfoPublik – Staf Ahli (Sahli) Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko ikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah Bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian secara virtual dari Ruang Rapat Bajakah Kantor Gubernur Kalteng, Senin (18/3/2024).

Dalam arahannya, Tito mengatakan permasalahan inflasi ini harus dijadikan atensi, karena sangat penting untuk menjaga situasi ekonomi dan membantu masyarakat.

“Kita harus bersyukur pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5%, dan diakui oleh dunia pertumbuhan ekonomi kita bagus,” ujarnya.

Tito menambahkan, inflasi di Februari 2,75% (Y-o-Y) naik dibandingkan bulan sebelumnya yakni 2,57% (Y-o-Y). 

“Adanya Pemilu dan libur panjang menjadi penyebab transportasi banyak yang libur, itu salah satu yang mempengaruhi inflasi kita naik,” imbuhnya.

Tito menyebut dengan adanya kenaikan beberapa komoditas harga barang dan jasa, perlu diimbangi dengan kemampuan daya beli. 

“Seandainya harga naik sementara daya beli kecil dan tidak meningkat, maka itu juga akan memberatkan masyarakat. Salah satu upaya dari Pemerintah untuk memperkuat daya beli adalah dengan membantu masyarakat melalui beberapa program seperti bantuan sosial, prakerja, dan lain-lain,”imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Plt Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan dalam paparannya, komponen bergejolak di Februari 2024 memberikan andil yang relatif besar dibandingkan komponen lainnya. 

“Waspada inflasi komponen harga bergejolak yang berpotensi berlanjut pada Maret 2024 sebagai dampak kenaikan demand pada momen Ramadan,”imbuhnya.

Ia menjelaskan, kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) di Luar Pulau Jawa dan Sumatera terjadi di Kabupaten Bone Bolango dengan nilai IPH 10,64%. 

“Komoditas penyumbang andil kenaikan IPH terbesar di sepuluh wilayah tersebut didominasi oleh cabai rawit, beras, dan cabai merah,”jelasnya.

Ketika dibincangi usai Rakor, Yuas mengatakan Provinsi Kalteng masih aman, masuk 10 besar inflasi terendah di Indonesia. 

"Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah berupaya mempertahankan inflasi dengan mengikuti arahan pusat dan juga arahan Bapak Gubernur Kalteng, yaitu dengan melaksanakan Pasar Murah dan Pasar Penyeimbang secara terus menerus, serta gerakan tanam seperti sayuran dan cabai," kata Yuas. 

Selain itu, katanya, ketersediaan pangan seperti beras juga penting untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan. 

"Stok beras kita masih banyak, ada 5.184 ton di Bulog,"imbuhnya. 

Nampak hadir mendampingi Yuas Elko, unsur Forkopimda dan Kepala Biro Ekonomi Setda Prov Kalteng Said Salim. (MC Prov. Kalteng/Rkh/Eyv)

 

Berita Terkait Lainnya