Indeks Kerawanan Pemilu di Maluku Utara Tinggi, AMSI Gelar FGD Lawan Hoaks

: Galim Umabaihi. (Istimewa)


Oleh MC KOTA TIDORE, Jumat, 1 Desember 2023 | 08:27 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 131


Ternate, InfoPublik - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Maluku Utara akan menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Melawan Hoaks, Selamatkan Pemilu". FGD ini bakal digelar di Emerald Hotel Ternate, Sabtu (2/12/2023).

Dalam FGD tersebut, AMSI Maluku Utara melibatkan penyelenggara pemilu, pemerintah daerah, ahli, akademisi, jurnalis, organisasi masyarakat serta kepemudaan, dan LSM, dalam diskusi terarah. Hal tersebut disampaikan Manajer Program Cek Fakta AMSI Maluku Utara Galim Umabaihi , di Ternate, Kamis (30/11/2023).

Manajer Program Cek Fakta AMSI Maluku Utara Galim Umabaihi mengatakan, berdasarkan data Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) tahun 2024 yang dirilis Bawaslu RI, Provinsi Maluku Utara menduduki posisi ketiga dalam tingkat kerawanan pemilu.

Data tersebut mengukur kerawanan pemilu dan pemilihan berdasarkan empat dimensi, yaitu sosial politik, penyelenggaraan pemilu, kontestasi, dan partisipasi. Dalam dimensi sosial politik, Maluku Utara masuk dalam kategori tinggi.

"Hal tersebut menunjukkan adanya faktor-faktor sosial dan politik yang dapat mempengaruhi kelancaran proses pemilu," ujar Galim

Faktor-faktor ini, kata Galim, mungkin termasuk ketegangan politik, perbedaan pendapat yang tajam, atau ketidakstabilan sosial yang dapat memengaruhi iklim pemilu dan pemilihan.

Galim menambahkan, dalam dimensi penyelenggaraan pemilu dan pemilihan, Maluku Utara masuk dalam kategori sedang, menandakan ada beberapa aspek penyelenggaraan pemilu dan pemilihan yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan.

Faktor-faktor seperti transparansi, netralitas penyelenggara, dan efektivitas mekanisme pengawasan mungkin menjadi perhatian dalam upaya meningkatkan integritas pemilu.

"Kategori kontestasi yang tinggi menunjukkan tingginya persaingan politik di Maluku Utara, baik antarpartai politik maupun antarkandidat. Persaingan yang ketat dapat menciptakan situasi yang rawan terhadap praktik tidak fair, intimidasi, atau konflik yang dapat mengganggu proses pemilu dan pemilihan," kata Galim.

Menurutnya, dalam dimensi partisipasi, Maluku Utara masuk dalam kategori sedang, menandakan tingkat partisipasi pemilih yang perlu ditingkatkan. Tingkat partisipasi yang rendah dapat berdampak negatif pada kepercayaan masyarakat terhadap proses pemilu dan pemilihan yang rawan terhadap manipulasi atau ketidakpuasan.

"Dengan demikian, berdasarkan kategori yang disebutkan, Provinsi Maluku Utara diklasifikasikan sebagai wilayah yang memiliki tingkat kerawanan pemilu yang tinggi untuk pemilihan tahun 2024," tutur Galim.

Ia menuturkan, hal semacam ini menunjukkan perlunya perhatian ekstra dari pihak terkait untuk mengatasi tantangan dan risiko yang mungkin muncul selama proses pemilihan di provinsi tersebut, dengan fokus pada faktor-faktor yang diidentifikasi dalam dimensi sosial politik, penyelenggaraan pemilu, kontestasi, dan partisipasi.

"Dengan melibatkan pemangku kepentingan lokal, AMSI Maluku Utara berharap dapat menemukan dan memetakan masalah dan isu-isu pemilu dan pemilihan yang membuat IKP berada di posisi tiga terbawah se-Indonesia," ujar Galim.

"Kampanye hitam, berita bohong, politik uang, dan politik identitas di ruang publik, tak terkecuali di media sosial telah menjadi ancaman serius dalam proses pemilu dan pilkada 2024 mendatang," timpalnya.

Oleh karena itu, lanjut Galim, melalui program Cek Fakta Pemilu berperan aktif menciptakan proses pemilu dan pemilihan yang demokratis dan edukatif.

FGD cek fakta pemilu juga membantu menjaga integritas pemilihan di Maluku Utara. Dalam diskusi, peserta FGD dapat mengidentifikasi faktor-faktor kerawanan pemilu yang spesifik bagi wilayah tersebut dan mencari solusi untuk mengatasinya.

Tujuan utamanya adalah meminimalkan risiko praktik yang tidak fair yang dapat mengganggu proses pemilihan, guna menciptakan pemilu yang demokratis dan edukatif.

Selain itu, melalui FGD ini, Galim berharap dapat membangun kepercayaan publik terhadap penyelenggara pemilu dan media siber dalam hal perwujudan keterbukaan informasi publik. "Denganmelibatkan jurnalis dan media lokal dalam FGD, AMSI menunjukkan komitmen terhadap integritas, akurasi, dan transparansi dalam mengawasi proses pemilu dan pemilihan," tandasnya.

"Dengan melaksanakan FGD cek fakta pemilu dan pemilihan, AMSI Maluku Utara berkontribusi dalam memastikan informasi yang akurat, melawan disinformasi, misinformasi, malinfomasi, meningkatkan literasi informasi dan kesadaran masyarakat, menjaga integritas pemilihan, serta membangun kepercayaan publik terhadap penyelenggara pemilu dan media siber di Maluku Utara," pungkasnya.SahrilAbdullah/MC Tidore

 

Berita Terkait Lainnya