- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Senin, 25 November 2024 | 11:00 WIB
: Konservasi Sumber Daya Air Berkelanjutan Melalui Pembangunan Sumur Resapan-Foto:Pemkab Temanggung
Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Rabu, 27 September 2023 | 07:47 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 90
Temanggung, InfoPublik - Fenomena perubahan iklim di Kabupaten Temanggung telah berdampak terhadap permasalahan sumber daya air, khususnya dalam hal penurunan debit mata air, serta penurunan kualitas air. Salah satu penurunan debit mata air yang terbesar terjadi di mata air Tuk Mulyo yang berlokasi di Desa Pandemulyo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung.
Berdasarkan data dari Perumda Tirta Agung Temanggung 2023, penurunan debit mata air mencapai 27%.
Dalam rangka menanggulangi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Temanggung bekerjasama dengan USAID IUWASH Tangguh berupaya untuk melaksanakan konservasi sumber daya air dan lahan melalui pembangunan sumur resapan pada daerah imbuhan.
Pemilihan teknik konservasi air dan lahan berupa galian/sumuran sederhana ini bertujuan untuk menangkap, menahan dan meresapkan air hujan/runoff ke dalam tanah secara mudah, murah, efektif dan ramah lingkungan.
Penentuan kebutuhan sumur resapan mata air Tuk Mulyo dilakukan berdasarkan hasil kajian oleh pihak PDAM dengan fasilitasi dari tim USAID IUWASH Tangguh. Berdasarkan kajian tersebut, debit mata air Tuk Mulyo ditargetkan naik menjadi 200 liter/detik seperti kondisi awal dengan kebutuhan sumur resapan sekitar 2.505 unit dengan volume masing-masing 8 m3.
Pembangunan sumur resapan ini akan mulai diimplementasikan pada tahun 2023, melalui pembiayaan dari PDAM dan APBD Kabupaten Temanggung melalui DPRKPLH. Akan tetapi, pembiayaan tersebut masih belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan sumur resapan yang telah ditentukan, sehingga masih dibutuhkan peran multihelix dari berbagai pihak, khususnya dalam hal ini TJSLP (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan) atau sering disebut CSR (Corporate Social Responsibility) dari pelaku usaha, perbankan, lembaga pendidikan, maupun masyarakat penggerak lingkungan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Bappeda Temanggung bersama USAID IUWASH Tangguh mengadakan Workshop Integrasi Program Pemerintah Daerah dengan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan dalam Pengelolaan Sumber Daya Air dan Lanskap Berkelanjutan, di Aula Sindoro Bappeda Temanggung pada Selasa (26/9/2023).
Dwi Sukarmei, Kepala Bappeda Temanggung mengatakan, penurunan sumber daya air, baik dari segi jumlah maupun kualitas menjadi perhatian dalam perencanaan kedepan, untuk itu pihaknya akan mengelola betul lingkungan maupun sember daya air. Selain itu, lahan kritis, air dan lingkungan menjadi program pokok dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024-2026.
“Langkah strategis kita mulai hari ini, dengan mengumpulkan seluruh Forum TJSLP dan pihak terkait, dalam rangka menindaklanjuti beberapa kajian, agar lingkungan tetap terjaga, air tetap berkualitas baik, penghijauan semakin baik dan lahan kritis semakin menurun,”imbuhnya.
Muhamad Irfan, Private Sector Engagement and Innovative Finance Specialist USAID IUWASH Tangguh menyampaikan, dengan dibuatnya sumur resapan dapat menampung air hujan dan air yang terbuang percuma menjadi kantung-kantung air, sehingga diharapkan sumber air yang selama ini menurun akan kembali menaik, dan sumur masyarakat yang kering akan kembali ada air.
“Dalam mewujudkan itu memang tidak mudah, sehingga kita membuat forum diskusi ini untuk mengajak berbagai rekan dari perusahaan, dan dari para pihak lainnya untuk saling membantu. Kegiatan akan dimulai pada Oktober mendatang dengan melakukan pemicuan ke masyarakat dan akan dilakukan kajian lebih lanjut untuk menjadi panduan tahap selanjutnya,” jelasnya.
“Program ini bisa terlaksana optimal manakala menjadi sebuah proyek keroyokan, tidak mungkin pemerintah saja atau masyarakat saja, karena ini merupakan tanggungjawab kita bersama yang akan berdampak pada anak cucu kita di masa depan,”tambahnya. (MC.TMG/sv;ekp/eyv)