Upacara Tawur Agung Kasanga dan Meriahnya Pawai Ogoh-Ogoh

:


Oleh MC KOTA MALANG, Kamis, 23 Maret 2023 | 09:37 WIB - Redaktur: Tobari - 260


Malang, InfoPublik - Umat Hindu se-Malang Raya melaksanakan prosesi Upacara Tawur Agung Kasanga serta menggelar pawai ogoh-ogoh dengan mengambil start dan finish di Balai Kota Malang, Selasa (21/3/2023).

Upacara Tawur Agung Kasanga ini dilaksanakan sehari sebelum perayaan Hari Raya Nyepi, sedangkan dua atau tiga hari menjelang Nyepi umat Hindu melaksanakan Upacara Melasti.

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji dalam sambutannya menuturkan bahwa perayaan Nyepi kali ini semakin menunjukkan identitas Kota Malang sebagai replika dari Indonesia dengan berbagai suku, agama dan ras di dalamnya.

“Malang ini adalah miniatur Indonesia. Umatnya macam-macam, dan ini fasilitas umum, jadi tidak apa-apa selama digunakan untuk hal-hal baik,” ucap Wali Kota Malang.

Selain itu Sutiaji menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin ada umat agama tertentu yang merasa terintimidasi oleh kelompok agama lain.

“Di sini kan tidak ada provokasi, dilakukan untuk ibadah. Sekali lagi saya memohon untuk warga Bumi Arema yang saya cintai menunjukkan bahwa Malang ini adalah milik bersama dan dilakukan untuk hal-hal yang baik,” tuturnya.

Memaknai Hari Raya Nyepi tahun 2023 ini, Sutiaji berharap mampu dijadikan umat sebagai momen kontemplasi diri, terutama untuk mengosongkan jiwa dan raga akan segala hal yang negatif.

“Nyepi juga merupakan kontemplasi untuk berpikir bahwa kita dulu dari kekosongan, maka harapannya kita mengosongkan diri dari keangkaramurkaan seperti yang disimbolkan oleh ogoh-ogoh tadi,” pesannya.

Sementara itu Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang, Putu Moda Arsana menyebutkan Upacara Tawur Agung Kesanga yang untuk pertama kalinya digelar di ruang publik ini memiliki makna untuk membersihkan serta menyucikan keburukan yang ada di diri manusia.

"Hari ini kami mempersembahkan Tawur Agung Kesanga, membersihkan atau menyucikan hal-hal buruk atau lebih ke Bhuana Alit, yang ada di dalam diri manusia," ungkap Putu.

Berkenaan dengan perayaan Hari Raya Nyepi yang pada tahun ini jatuh bertepatan dengan dimulainya perayaan bulan Ramadan yang dilakukan oleh umat muslim, Putu berharap bahwa semua umat beragama dapat menjaga kerukunan.

"Mudah-mudahan saudara kami dari umat Muslim dapat berpuasa tanpa gangguan apa pun dari hal-hal yang kurang baik," ucapnya mendoakan.

Pawai ogoh-ogoh kali ini diikuti sebanyak sepuluh ogoh-ogoh yang untuk pertama kalinya diarak berkeliling Kota Malang.

Sepuluh ogoh-ogoh tersebut antara lain Sang Yamadhipati atau Dewa Kematian, Gamang Hanamaya yang merupakan sosok pelindung perempuan, Mahesa Sura, serta Dewa Siwa Jagatpati yang merupakan penguasa alam semesta.

Di akhir prosesi arak-arakan dilakukan pembakaran habis ogoh-ogoh yang secara simbolis disebut sebagai Pranala atau pemusnahan. Prosesi ini dilakukan sebagai simbolis pembersihan dari segala keburukan seperti amarah, benci dan juga dengki. (iu/yon/toeb)