:
Oleh MC Kab Aceh Tengah, Selasa, 24 November 2020 | 10:14 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 711
Takengon, infoPublik - Meski masih dalam situasi pandemi Covid-19, namun geliat ekspor kopi arabika Gayo, tidak pernah berhenti.
Walaupun masih dalam jumlah yang terbatas, tapi hal ini bisa menjadi asa baru bagi para petani kopi arabika, khususnya di wilayah kabupaten Aceh Tengah.
Koperasi Pertanian (Koptan) Pestak di Kecamatan Bebesen Kabupaten Aceh Tengah, Senin (23 /112020) kemarin melakukan pelepasan ekspor kopi arabika Gayo yang ke enam kalinya dengan negara tujuan Taiwan.
Koptan yang merupakan binaan Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Lhokseumawe ini, kali ini melepas 1,7 ton green bean untuk diberangkatkan ke negara Taiwan.
Pelepasan secara simbolis ekspor kopi Gayo ke Taiwan ini, dilakukan oleh Bupati Aceh Tengah, Drs. Shabela Abubakar didampingi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Lhokseumawe, pejabat dari Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk provinsi Aceh, Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Aceh Tengah dan pengurus Masyarakat Perlindungan Kopi Gayo (MPKG).
Dalam sambutannya, Bupati Shabela mengungkapkan bahwa Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah iku merasa bangga atas capaian Koptan Pestak yang sudah dapat melakukan ekspor secara langsung ke pembeli (buyer) diluar negeri tanpa melalui perantaraan dari eksportir besar.
Menurutnya, keberhasilan Koptan Pestak ini merupakan bukti bahwa kelompok yang dikelola dengan baik dapat memberikan pengaruh yang baik pula bagi usaha kelompok.
Meskipun masih dengan kapasitas kecil dan terbatas, namun ini akan bisa menjadi jembatan untuk membangun jaringan perdagangan dalam skala ekspor dipasar global pada masa yang akan datang.
“Kami menyambut gembira atas kegiatan ekspor kopi yang dilakukan oleh Koperasi Pertanian Pestak yang pada kesempatan ini merupakan pengiriman keenam,"katanya
Menurutnya, ini membuktikan bahwa jika dibina dengan baik, UMKM juga bisa menjadi lokomotif perdagangan komoditi andalan kita, karena sudah bisa menembus pasar ekspor, yang selama ini hanya dapat dilakukan oleh eksportir besar atau koperasi dan badan usaha besar.
"Ekspor ke Taiwan ini juga sekaligus menepis anggapan bahwa dalam pandemi covid , kita tidak bisa melakukan ekspor kopi Gayo, ini tentu awal yang baik bagi pemulihan ekonomi para petani kopi di daerah kita” ungkap Shabela.
Dalam kesempatan itu, Bupati Shabela juga berpesan, melalui kegiatan ekspor yang sudah mulai bergeliat kembali ditengah-tengah pandemi Covid-19, benar-benar dapat kembali mengangkat brand kopi Gayo serta mampu mendongkrak harga kopi yang beberapa bulan kebelakang mengalami penurunan harga secara drastis.
Selain itu, dia juga meminta agar kerjasama pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menegah (UMKM) yang dilakukan oleh Bank Indonesia terus berlanjut dalam aspek pembinaan yang lebih komprehensif, sehingga UMKM yang ada di kabupaten ini dapat berkembang dan berorientasi ekspor.
“Terima kasih kami ucapkan kepada Bank Indonesia, terutama Pimpinan Kantor Perwakilan BI Lhokseumawe, atas pembinaan UMKM di daerah kami, semoga pembinaan ini terus berlanjut, karena banyak masyarakat kami yang terbantu melalui program ini” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, Yukon Aprinaldo, dalam sambutannya mengatakan bahwa UMKM memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara. Menurut Yukon, begitu banyak potensi UMKM yang belum tergarap dengan baik, sehingga terkesan jalan ditempat dan tidak berkembang.
Untuk itu, BI menyelenggarakan program pembinaan UMKM agar mampu bersaing di pasar lokal maupun internasional yang hingga saat ini terdapat 65 klaster di Indonesia, salah satunya adalah Koptan Pestak di klaster produksi dan perdagangan kopi.
Selain Koperasi Pertanian, BI juga melakukan pembinaan klaster di tingkat kelompok tani, bahkan kata Yukon, salah satu binaan BI Lhokseumawe, yakni Kelompok Tani Sara Tangke dari Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah telah berhasil mendapatkan prestasi sebagai Kelompok Binaan BI Terbaik se-Indonesia.
“Alhamdulillah, salah satu Poktan binaan kita bahkan mendapat prestasi sebagai Kelompok Binaan BI terbaik se-Indonesia, yaitu Kelompok Sara Tangke dari kabupaten ini, ini sebagai bukti keseriusan kami untuk me;aksanakan fungsi pembinaan bagi UMKM di kabupaten Aceh Tengah” ungkap Yukon.
Begitu juga dengan Koptan Pestak yang beralamat di Kampung/Desa Tan Sarir, Kecamatan bebesen, Kabupaten Aceh Tengah yang telah berhasil melakukan ekspor kopi Gayo sendiri, merupakan hasil dari sinergi yang baik antara pihak Bank Indonesia dengan para pihak terkait, termasuk dukungan dari para penyuluh pertanian di lapangan.
“Kita merasa sangat bersyukur jika kemudian kelompok yang kita bina kemudian berhasil mengembangkan usahanya, seperti Koptan Pestak ini, tentu saja ini tidak terlepas dari sinergi kami dengan para pihak terkait, termasuk dukungan pembinaan dari para penyuluh pertanian di lapangan dan tentunya dukungan penuh dari pemerintah daerah,"katanya.
Ia berharap peranan UMKM di kabupaten ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi dalam perekonomian daerah ini terutama dalam penyerapan tenaga kerja.
Selama pandemi Covid 19, ekspor kopi arabika Gayo ke negra-negara Eropa dan Amerika, memang mengalami kendala, sehingga berdampak pada penutrunan harga kopi yang cukup signifikan. Namun seiring dengan upaya pemerintah dalam memulihkan perekonomian masyarakat, secara perlahan ekspor kopi Gayo kembali menggeliat.
Sebelumnya Koperasi Baitul Qiradh (KBQ) Baburrayyan di Aceh Tengah, dengan fasilitasi dari Kementerian Pertanian melalui program GRATIEKS (Gerakan Tiga Kali Ekspor), telah melakukan ekspor kopi Gayo ke Amerika.
Ini menjadi tanda bahwa ekspor kopi Gayo yang menjadi andalan perekonomian masyarakat Kabupaten Aceh Tengah, secara perlahan akan kembali pulih. Dengan demikian harga kopi di tingkat petani juga akan kembali normal dan stabil, sehingga proses pemulihan ekonomi pada masa kebiasaan baru ini bisa berjalan dengan cepat. (Fathan Muhammad Taufiq/MC Aceh Tengah)