Beras Cisokan Rajo Pasisia Kubang Makin Diminati

:


Oleh MC KAB PESISIR SELATAN, Selasa, 24 Maret 2020 | 12:40 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Painan, InfoPublik - Varietas Cisokan Kubang sebagai beras Rajo Pasisia di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat semakin dikenal luas. Varietas ini telah memasuki pasar Jakarta bekerja sama dengan asosiasi pedagang, rumah makan dan restoran minang yang ada di Jakarta.

Bendahara Gapoktan Kobaya Maju Bersama Dodi Hermanto Senin (23/3/2020) mengungkapkan, Dinas Pangan Kabupaten Pesisir Selatan memfasilitasi promosi beras ini kepada konsumen di luar daerah. "Beras ini diminati oleh mereka, kita mendapat permintaan setiap bulannya hingga 4 ton," ujar dia.

Dodi menambahkan, kelompok taninya memilih menanam varietas ini untuk meningkatkan ekonomi petani, sebab harga yang diberikan kepada petani harga yang cukup tinggi dan tingginya permintaan pasar tentunya tingkat produksi juga ditingkatkan.

Diketahui beras Cisokan dinyatakan sebagai beras Rajo Pasisia bermutu tinggi. Melihat peluang ini Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan meluncurkan beras ini sebagai salah satu komoditi unggulan daerah pada November 2018 lalu.

Beras ini diproduksi di area lahan produktif lebih kurang 423 hektare yang dikelola oleh beberapa kelompok tani .

Wali Nagari Kubang Kecamatan Bayang, Novriadi mengatakan, beras Cisokan Rajo Pasisie merupakan salah satu komoditi pertanian yang menjadi andalan di nagarinya.

"Beras produksi nagari Kubang berkualitas tinggi dan memiliki rasa enak untuk dikonsumsi keluarga, bahkan hasil pertanian masyarakat ini diburu oleh saudagar yang datang dari luar daerah," kata dia.

Noviradi berharap, beras Rajo Pasisia dengan jenis Cisokan Kubang akan segera memasuki pasar komersil sebagai produk asli Pesisir Selatan, sehingga produk beras lokal ini menjadi branding khusus yang mampu menaikan kelas beras Pesisir Selatan.

"Beras ini harus dikemas dengan baik sehingga nilai jual semakin tinggi, sebab jika tidak dikemas tentu harganya berbeda sehingga bukan tidak mungkin hal ini telah dimanfaatkan oleh kalangan tertentu meraup untung berkali-kali lipat dengan melabeli beras dari daerah lain, bukan dari petani di sini," katanya.

Diketahui, setiap tahunnya Kabupaten Pesisir Selatan memproduksi beras lebih kurang 193.000 ton, sementara kebutuhan masyarakat hanya 49.000 ton. Dari kebutuhan masyarakat tersebut ditambah dengan padi yang ada di lumbung serta di rumah masyarakat, diperkirakan ada 191 ton beras dijual keluar daerah setiap tahunnya tanpa merek.