:
Oleh MC KAB KARANGANYAR, Sabtu, 10 Agustus 2019 | 11:36 WIB - Redaktur: Juli - 777
Karanganyar, InfoPublik - Bazar Wisata Kampung Organik (WKO) III di Dusun Ngampel, Desa Gentungan, Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ditutup Bupati Karanganyar Juliyatmono, Jumat (9/8/2019).
Penutupan itu ditandai dengan gelaran wayang kulit dengan Dalang Merit Prasojo dengan lakon Ismoyo gugat. Gelaran tahunan itu sukses besar karena perputaran uang setiap hari mencapai Rp15 Juta.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono dalam sambutannya mengatakan, ke depan bazar ini harus online. Digiatkan secara secara maksimal dengan produk unggulan yakni beras organik.
Dia mengungkapkan bahwa, pihaknya sangat bangga dan mengapresiasi hadirnya WKO yang membuat perekonomian di desa Gentungan menjadi hidup. “Warga Gentungan sudah mempunyai modal sosial yakni guyub rukun. Jika sudah bersatu dan kompak, maka akan mudah untuk membuat desa maju,” papar dia.
Juliyatmono menambahkan, di 2020 desa Gentungan akan diberi modal Rp100 juta untuk pengembangan Bazar WKO agar lebih optimal. Dana tersebut untuk mengembangkan potensi perekonomian dan wisata. Syaratnya kampung wisata organik harus mempunyai SK Bupati sehingga bantuan dana akan mengalir dengan mudah.
“Luar biasa, perkembangan kampung wisata organik desa Gentungan. Jika semua desa dapat mengunggulkan produk dan potensinya masing-masing, maka Karanganyar akan maju,” tandas dia.
Panitia Bazar WKO Desa Gentungan, Mulyono mengatakan, peserta bazar diikuti 76 pedagang dan 80 persen penjual dari masyarakat sekitar. "Isi dagangannya kebanyakan dari jajanan tempo dulu seperti es krim bekatul, billy dan lain sebagainya,” papar dia.
Dia menambahkan, bazar ini bukan hanya menampilkan produk unggulan yang dimiliki Desa Gentungan seperti beras organik bersertifikat, tapi juga diisi penyuluhan tentang bahaya narkoba, penyuluhan koperasi dan UKM. Bahkan, bazar ini menjadi tempat masyarakat untuk menyehatkan badan karena ada acara jalan sehat dan olahraga.
“Ke depan kami akan mengadakan rintisan untuk pasar organik. Setiap minggu diadakan pasar atau car free day desa untuk menjual produk-produk organik. Kami juga akan membuat wisata edukasi pertanian, yakni menanam, memelihara dan panen,” katanya. (mckaranganyar/hery setiawan)