:
Oleh MC KAB KARANGANYAR, Selasa, 18 Juni 2019 | 16:23 WIB - Redaktur: Tobari - 403
Karanganyar, InfoPublik- Petani tanaman hias di Desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu diminta menggunakan pupuk organik, sebab pupuk organik mempunyai kualitas yang lebih baik dan tahan lama.
"Bukan itu saja, petani tanaman hias diharapkan mengembangkan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi," Kepala Dinas Pertanian Supramnaryo mewakili Bupati Karanganyar Juliyatmono, di Balai Desa Nglurah, Kecamatan Tawangmangu, Selasa (18/6).
Karanganyar termasuk daerah yang subur dan baik untuk mengembangkan tanaman hias. Ia berharap para Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berupa tanaman hias di Nglurah mengembangkan tanaman yang mempunyai nilai tinggi dan daya saing yang mumpuni.
Demikian kataa Kepala Dinas Pertanian Supramnaryo mewakili Bupati Karanganyar Juliyatmono, dalam Program Pengembangan Kapasitas Usaha oleh BUMN Permodalaan Nasional Mandiri (PNM).
Ia menambahkan tanaman saat ini banyak yang menggunakan pupuk kimia dan hal berdampak pada kesehatan. Pihaknya mengajak kembali menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang baik untuk kualitas dan menjaga kesehatan.
Supramnaryo meminta tanaman hias juga bisa menggunakan pupuk organik kualitas tanaman lebih baik.
“Saya berharap petani juga ada terobosan supaya perekonomian naik. Tanaman hias ini bisa dikerjasamakan dengan dekorasi nanti kita yang akan fasilitasi,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Camat Tawangmangu, Rusdiyanto. Pihaknya mengucapkan selamat datang kepada PNM yang bersedia membantu dari keuangan, juga mengarahkan bagaimana baiknya.
Artinya tuntas dalam membantu dan melakukan pembinaan terhadap tanaman hias.
Ia mengaku sangat senang ini, petani kami dikasih permodalaan sekaligus diberikan caranya pengembangan usaha. Semoga ilmu ini dapat membawa manfaat dan petani di daerah kami makin sejahtera.
Sementara salah satu petani, Warsito, mengaku masih kesulitan pengembangan tanaman hias khususnya Anggrek. Sebab saat ini Anggrek mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Setiap bibit ditanam dalam botol poylback dan ketika akan dipindahkan hampir 50% mati. “Ini yang menjadi kesulitan kami setiap dipindah itu mati banyak,” imbuhnya.
Kemudian Dosen UNS, Jati Waluyo, yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan dalam pemidahaan dari polyback ke areal yang akan ditaman jangan satu per satu.
Namun harus dipindahkan ke polyback yang agak besa terlebih dahulu. Artinya jangan ditanam satu per satu akan tetapi biarkan bergerombol terlebih dahulu. Baru jika nanti sudah siap selanjutnya ditanam sendiri-sendiri. (MC Karanganyar/toeb)