:
Oleh Eka Yonavilbia, Senin, 2 Mei 2016 | 20:30 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 775
Jakarta, InfoPublik - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus mendorong terbentuknya bank sampah di setiap lingkungan rukun warga (RW). Hal ini, selain dapat dijadikan sebagai alternatif pendapatan masyarakat juga dapat membantu upaya memaksimalkan pemilahan sampah dari masyarakat hingga Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Bank sampah seharusnya ada di masyarakat, kita sebenarnya sudah mendorong ke sana, hanya kendalanya kesadaran warga masih kurang,” kata Kepala Seksi Kebersihan Kecamatan Gambir Titing Kartana di kantornya, Jum’at (29/3).
Sejauh ini, empat bank sampah baru berdiri di tingkat RW dan satu bank sampah di Seksi Kebersihan di Kecamatan Gambir. Untuk bank sampah di Seksi Kebersihan Kecamatan Gambir sendiri saja tabungannya sudah mencapai 135 juta sejak didirikan Februari 2015 lalu.
“Potensi pendapatan dari sampah itu besar. Kita saat ini sudah ada tabungan mencapai 135 juta sejak berdiri, bulan Maret lalu saja bisa mencapai 10 juta, Februari 21 juta, dan Januari 36 juta,” tambahnya.
Ia menjelaskan, sumber utama pemasukan bank sampah berasal dari petugas kebersihan yang dikelola baik oleh seksi kebersihan tingkat kecamatan maupun tingkat kelurahan.
“Sampah sebagian besar berasal dari petugas kita, juga dari kelurahan. Satu hari bisa mencapai 50 nasabah. Mereka rutin memberikan sampahnya kesini. Kita dorong mereka untuk bisa menabung sampah, kita jelaskan ke mereka sampah itu memiliki nilai ekonomis,” jelas pria keturunan Betawi.
Untuk tabungan, lanjut Titing, hanya dapat diambil oleh petugas yang menjadi nasabah pada akhir tahun. “Untuk sistem penabungan saya contohkan, misal nasabah menabung sampah yang nilainya mencapai 50 ribu, nah nanti 25 ribu kita masukan tabungan mereka, dan 25 ribunya lagi kita serahkan ke mereka,"ujarnya.
"Tabungan ini akhir tahun baru bisa diambil,” paparnya. Dengan volume sampah yang mencapai 645 m 3 di Kecamatan Gambir, Ia menilai, masyarakat seharusnya bisa memanfaatkan sampah menjadi sumber pendapatan alternatif keluarga. Hanya, mereka harus pintar memilah, mana sampah yang dapat didaur ulang mana yang tidak. “Kalau warga bisa memilah sendiri sampah rumah tangga, sebetulnya bisa jadi sarana meningkatkan pendapatan, lumayan loh,” katanya.
Pada kesempatan terpisah, Sekertaris Lurah Kelurahan Petojo Selatan Kecamatan Gambir, Ati Mediana mengungkapkan kurangnya lahan masih menjadi kendala utama untuk mendirikan bank sampah di lingkungan RW. “Iya kendalanya jelas, jarang ada lahan kosong disini,” ungkapnya
.Namun, pihaknya terus berupaya untuk mencari lahan, hingga bernegosiasi dengan pihak swasta yang memiliki lahan kosong di wilayahnya. “Ada salah satu lahan kosong milik swasta di RW 8, rencananya kita akan nego dan mendirikan bank sampah di sana,” tambahnya. (Mahasiswa Magang/Berliyan Ramadhaniyanto/Eyv)