:
Oleh MC Kota Pematangsiantar, Kamis, 28 April 2016 | 16:25 WIB - Redaktur: Tobari - 329
Pematangsiantar, InfoPublik - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pematangsiantar mengajak masyarakat menanam bawang merah dan cabe merah sebagai upaya menekan laju inflasi, karena salah satu pemicu laju inflasi adalah kenaikan harga kebutuhan pokok terutama jenis bumbu-bumbuan.
Apalagi menjelang perayaan hari-hari besar keagamaan, kedua komoditi yang sebenarnya mudah dibudidayakan ini, yaitu bawang merah dancabe merah, harganya cukup melejit. Ironisnya, hal ini kerap terjadi di banyak tempat di Indonesia dalam kurun waktu yang bersamaan.
Untuk itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Kota Pematangsiantar Zainal Siahaan SE serta Kepala Badan Ketahanan Pangan Drs.Tuahman Saragih, mengusulkan upaya antisipatif dengan cara menggalakkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Masyarakat sebagai konsumen juga harus dilatih dan diberdayakan untuk turut memikirkan lonjakan inflasi dengan cara menanam sendiri komoditi minimal untuk dikonsumsi sendiri.
“Jika banyak warga melakukan upaya seperti ini, tentu lonjakan harga akibat minimnya pasokan bisa teratasi meski dalam jumlah terbatas,”ujarnya.
Hal tersebut mengemuka dalam Rapat Koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pematangsiantar yang dipimpin Wakil Ketua TPID Elly Tjan (Pimpinan Cabang BI) didampingi Sekretaris TPID Drs.M.Akhir Harahap (Asisten Bidang Perekonomian), di kantor Bank Indonesia Cabang Pematangsiantar, Kamis (28/4).
Selain pihak BI, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Pematangsiantar Sawaluddin Naibaho,M.Si juga turut menjadi nara sumber.
Keduanya sepakat untuk memberdayakan masyarakat agar tergerak membudidayakan sendiri bawang dan cabe, maupun komoditi lainnya di pekarangan rumah. Diakui bahwa, masalah kebutuhan pokok kerap menjadi pemicu laju inflasi meskipun selama ini senantiasa bisa diantisipasi sehingga tidak sampai menimbulkan masalah terhadap perputaran ekonomi.
“Untuk bulan Maret ini, inflasi kita dalam batas wajar sebesar 0,66 dan masih lebih kecil dari Sumatera Utara sebesar 0,84. Namun menjelang puasa dan lebaran bulan Juni mendatang, harus ada antisipasi sejak dini, terutama soal kebutuhan pokok pada komoditi bumbu-bumbuan,” ujar Kepala BPS.
Dalam cacatan BI, Elly Tjan mengakui, ada 5 jenis komoditi yang kerap menjadi pemicu dengan bobot inflasi masing-masing, yakni Beras 4,49%, daging ayam ras 1,20%, cabe merah, 0,88 %, ikan kembung 0,68%, dan bawang merah 0,49%.
Beras, cabe dan bawang masalahnya kerap berkutat pada persoalan produksi yang tak maksimal akibat banyak faktor seperti cuaca, hama, pola tanam, konversi lahan dan sebagainya. Sedangkan daging dan ikan masalahnya dipicu minimnya pasokan akibat masalah teknis peternak dan nelayan.
Karena itulah, menurut M.Akhir Harahap, semua pihak terkait, baik lintas instansi Pemkot maupun instansi vertikal seperti Bulog dan Pertamina yang mengurusi pasokan kebutuhan masyarakat senantiasa memetakan setiap kendala yang dihadapi, sehingga langkah-langkah antisipasi segera bisa dilakukan.
“Kita sebagai bagian dari pemerintah harus bertindak cepat, jangan sampai roda perekonomian di tengah masyarakat terganggu. Semua kebutuhan pokok harus dijamin ketersediaannya,”katanya.
Masalah lain yang menjadi fokus pembicaraan rapat bulanan TPID tersebut adalah tindak lanjut secara teknis, hasil Rapat TPID Kabupaten/Kota Sumatera Utara yang berlangsung di Parapat 21-22 April lalu. Ada sejumlah kesepakatan dalam Rapat yang dipimpin Sekda Provinsi Sumatera Utara Hasban Ritonga SH tersebut yang harus segera ditindaklanjuti masing-masing kabupaten/kota.
Masalah utama yang harus ditindaklanjuti adalah bagaimana pengembangan instrumen pengendalian harga yang terdiri dari sembilan item, di antaranya menstablikan harga komoditas di level petani dan kosumen serta menjamin ketersediaan pasokan kebutuhan sehingga tidak terjadi kelangkaan barang yang memicu lonjakan inflasi.
Selain BI, BPS dan Ketahanan Pangan, Rapat TPID ini juga dihadiri perwakilan Pertamina, Bulog, Bappeda, Dinas Pertanian, Bagian Perekonomian serta Bagian Humas Pemko Pematangsiantar. (Humas Pemko Pematangsiantar/toeb).