Tingkat Kemiskinan di Kalsel Pada September 2015 Tercatat 4,72%

:


Oleh MC Kalsel, Kamis, 7 Januari 2016 | 09:37 WIB - Redaktur: Tobari - 765


Banjarbaru, InfoPublik – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan mengungkapkan, tingkat kemiskinan di Provinsi Kalsel pada bulan September 2015 sebesar 4,72%. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,27 poin dibandingkan keadaan Maret 2015 yang sebesar 4,99%.

Penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2015 sebesar 4,27%, mengalami kenaikan sebesar 0,36 poin dibandingkan dengan keadaan Maret 2015 yang sebesar 3,91%.

Sedangkan penduduk miskin di daerah perdesaan keadaan September 2015 sebesar 5,06%, mengalami penurunan sebesar 0,72 poin dibandingkan keadaan Maret 2015 yang sebesar 5,78%, kata Kepala BPS Kalsel Dyan Pramono pada keterangan persnya di Aula BPS Kalsel, Banjarbaru, Senin (4/1). .

Menurutnya, persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan.

Selain upaya memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi kesenjangan di antara penduduk miskin.

Secara keseluruhan, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan keadaan September 2015 sebanyak 189.163 orang. Sedangkan pada Maret 2015, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan sebanyak 198.436 orang.

Selama satu semester terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan sebanyak 9.273 orang. “Penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah 6.523 orang sedangkan di daerah perdesaan, penduduk miskin berkurang 15.796 orang," kata Dyan.

Lebih jauh Dyan mengatakan pada periode Maret - September 2015, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalam kenaikan.

Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 0,744 pada Maret 2015 menjadi 0,976 pada September 2015, demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami kenaikan dari 0,180 pada Maret 2015 menjadi 0,304 pada September 2015.

Kenaikan kedua nilai indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin menjauh dari garis kemiskinan dan kesenjangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin melebar.

“Peningkatan nilai indeks ke dalaman dan keparahan kemiskinan disebabkan terjadinya peningkatan kedua nilai indeks tersebut terutama di daerah perkotaan" katanya. (jml/toeb)