- Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
- Jumat, 22 November 2024 | 17:52 WIB
: Foto: Istimewa
Oleh Untung S, Senin, 25 November 2024 | 20:36 WIB - - 77
Labuan Bajo, InfoPublik – Dalam upaya mendukung keberlanjutan sektor pariwisata dan pelestarian lingkungan, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) kembali menyelenggarakan Floratama Learning Center dengan tema Reforestasi Destinasi Pariwisata: Tantangan dan Skema Pembiayaan.
Acara itu dilaksanakan secara hybrid pada Rabu (20/11/2024) lalu, baik secara daring melalui Zoom maupun luring di Labuan Bajo.
Reforestasi destinasi pariwisata kini menjadi isu penting yang perlu mendapat perhatian lebih. Selain untuk melestarikan ekosistem, penghijauan kembali ini juga bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisata yang ramah lingkungan.
Dalam acara Floratama Learning Center, topik itu dibahas secara mendalam, dengan mengedepankan tantangan yang dihadapi dalam merealisasikan reforestasi pada destinasi pariwisata.
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Myrna A. Safitri, dalam keterangan tertulisnya Senin (25/11/2024) menjelaskan bahwa pembangunan ekosistem hutan hujan tropis di IKN memiliki berbagai tujuan penting. Salah satunya adalah untuk memaksimalkan penyerapan karbon dan konservasi sumber daya alam berbasis prinsip pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai).
"Pembangunan miniatur hutan hujan tropis di IKN bertujuan tidak hanya untuk menjalankan fungsi ekologis, tetapi juga sebagai sarana edukasi masyarakat. Hutan ini akan menjadi ‘jendela pertunjukan’ bagi masyarakat untuk memahami pentingnya keberadaan hutan hujan tropis," ungkap Myrna.
Myrna juga menambahkan bahwa jenis tanaman yang akan ditanam di miniatur hutan hujan tropis ini diprioritaskan pada jenis-jenis asli hutan hujan tropis dataran rendah, khususnya yang ada di hutan hujan dipterokarpa. Selain itu, kawasan ini juga akan memiliki fasilitas yang mendukung pelestarian ekosistem dan mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya keberagaman hayati dan keberlanjutan lingkungan.
Staf Ahli Menteri Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh, mengapresiasi penyelenggaraan acara ini dan mengungkapkan harapannya agar pengelolaan kawasan hutan di IKN dapat menjadi contoh bagi pengelolaan hutan produksi di daerah lain di Indonesia.
"Pengelolaan kawasan hutan yang baik akan menjadi fondasi utama bagi destinasi wisata yang ramah lingkungan. Kami berharap konsep Forest City yang diterapkan di IKN dapat menginspirasi pengelolaan kawasan hutan di Labuan Bajo, serta destinasi wisata lainnya di Indonesia," ujar Frans.
Dalam kesempatan yang sama, Frans juga membahas tantangan besar yang dihadapi dalam pengelolaan kawasan, yaitu masalah pendanaan. Pendanaan yang tepat sangat diperlukan untuk mengoptimalkan proses reforestasi, yang pada gilirannya akan meningkatkan potensi pariwisata berkelanjutan.
"Tantangan pendanaan harus dihadapi dengan solusi yang inovatif. Forest Management Plan yang matang akan memperkuat konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati. Kami berharap acara ini memberikan wawasan baru bagi pengelolaan kawasan wisata yang berbasis keberlanjutan," tambah Frans.
Floratama Learning Center ini diikuti oleh pegawai BPOLBF dan peserta eksternal dari berbagai instansi, termasuk Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Pelaksana Otorita Borobudur, Dinas Pariwisata Kabupaten Flores, serta organisasi lingkungan seperti WWF Indonesia. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama dalam mendukung pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.