- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Senin, 18 November 2024 | 09:45 WIB
: Menkominfo Budi Arie Setiadi (kanan) dalam Kuliah Umum dan Pelantikan Trainer Program Cerdik (Cerdas Internet Kita) di Kampus Universitas Indonesia, Kota Depok, Jawa Barat (Humas Kominfo)
Oleh Wahyu Sudoyo, Selasa, 8 Oktober 2024 | 15:06 WIB - Redaktur: Untung S - 175
Jakarta, InfoPublik – Sivitas akademika atau aktifis kampus di seluruh Indonesia diajak untuk memberikan masukan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam penyusunan strategi pembangunan masyarakat digital di Indonesia.
"Kalau bisa bantu strategi besar mengenai digital society, seperti anak umur berapa boleh mengkonsumsi sosial media? Masukannya harus dari masyarakat, terutama sivitas akademika kampus," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam keterangannya terkait Kuliah Umum dan Pelantikan Trainer Program Cerdik (Cerdas Internet Kita) di Kampus Universitas Indonesia, Kota Depok, Jawa Barat, pada Senin (7/10/2024).
Menurut Budi Arie, fenomena anak di bawah umur yang bebas mengakses platform media sosial semakin luas, sehingga perlu dibentuk strategi maupun regulasi terkait media sosial.
Hal ini merujuk banyak negara yang telah mengambil langkah proaktif dengan mengatur akses media sosial.
"Australia satu bulan lalu sedang mewacanakan melarang anak-anak SMP, 16 tahun, untuk menggunakan media sosial, berarti dunia juga udah mulai resah kan?” ungkapnya.
Budi Arie mengatakan, pemerintah sedang merumuskan regulasi agar media sosial tidak dijadikan platform untuk menyebarkan konten yang tidak layak dikonsumsi masyarakat.
Namun Pemerintah dipastikan tetap menjamin kebebasan berpendapat sesuai demokrasi.
"Jadi bagaimana ini menyelaraskan tanpa harus menghilangkan pemerintahan demokratis ini, bahwa masyarakat tetap boleh bersuara. Kritik, kritis, itu harus! Tetapi juga bagaimana suasana atau penggunaan sosial media ini bisa membuat masyarakat semakin cerdas, semakin bijaksana, dan sebagainya," tegas Menkominfo.
Dia mengungkapkan masih banyak konten yang dibagikan pengguna media sosial di Indonesia berisi hal-hal yang tidak pantas dan tidak santun.
Oleh karena itu, Budi Arie berharap masukan dari akademisi dalam penyusunan strategi besar masyarakat digital di Indonesia.
"Semoga FIB bisa memberi kontribusi pemikiran mengenai strategi besar digital society di Indonesia. Dengan demikian masyarakat dapat menggunakan segala akses di ruang digital untuk hal-hal yang lebih baik dan bermanfaat,” pungkas Menkominfo.