- Oleh Wahyu Sudoyo
- Jumat, 22 November 2024 | 21:00 WIB
: Menkominfo Budi Arie Setiadi (Humas Kominfo)
Oleh Wahyu Sudoyo, Sabtu, 28 September 2024 | 05:22 WIB - Redaktur: Untung S - 214
Jakarta, InfoPublik – Investor lokal diajak untuk melirik peluang investasi pada pengembangan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) Indonesia, mengingat sektor itu memiliki peran penting dalam lanskap bisnis global terkini dan masih didominasi investor dari Amerika Serikat, Tiongkok dan Inggris.
Demikian dikatakan Menteri Komunikasi dan Informatika (Mekominfo), Budi Arie Setiadi, dalam acara Sinar Mas Digital Day 2024 dan Peresmian Kerjasama Strategis Sinar Mas dan China Mobile dalam AI Joint Laboratory di Indonesia Convention Exhibiton, BSD, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, pada Jumat (27/9/2024).
“Destinasi investasi swasta terhadap sektor AI masih didominasi oleh Amerika Serikat, Tiongkok, dan Inggris. (Padahal) sektor digital juga terus berkembang pesat di kawasan ASEAN dengan nilai investasi sektor TIK meningkat ” kata Menkominfo.
Menurut Budi Arie, potensi AI makin menjanjikan dengan adanya peluang nilai investasi perusahaan rintisan (startup) AI yang kompetitif hingga US$1 triliun (sekitar Rp15.109 triliun) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN pada 2030.
Sedangkan di Indonesia, sektor digital berhasil menarik kurang lebih US$22 miliar (sekitar Rp 332 triliun) investasi pada 2023.
“Potensi pasarnya juga diprediksi mencapai US$210 miliar (sekitar Rp3.172 triliun) sampai dengan US$360 miliar (sekitar Rp5.439 triliun) di tahun 2030 dengan didominasi industri e-commerce, online travel, transportasi dan makanan, serta media online. Adapun angka kontribusi AI pada perekonomian Indonesia di tahun 2030 diprediksi mencapai US$366 miliar (sekitar Rp 5.522 triliun). Sektor ini menjadi driving force pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depannya,” jelasnya.
Budi Arie menjelaskan, potensi tersebut menunjukkan AI sebagai teknologi berkembang (emerging technologies) yang makin dipercaya di berbagai sektor.
Hal ini diperkuat oleh data 73 persen dari 700 pengembang AI global percaya bahwa AI akan diadopsi oleh organisasi mereka dalam dua tahun ke depan.
“AI juga dipercaya untuk menghadirkan solusi bagi berbagai sektor di negara berkembang seperti di bidang pendidikan, kesehatan, publik dan finansial, serta tenaga kerja,” ungkap dia.
Lebih lanjut Budi Arie mengatakan, AI dapat membantu mengatasi kesenjangan digital melalui penyediaan akses terhadap informasi dan layanan publik terutama di pedesaan atau daerah terpencil lainya.
“Selain itu, AI juga berpeluang untuk meningkatkan produktivitas ekonomi melalui otomasi dan inovasi, sehingga UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) mampu bersaing di era digital,” lanjut Menkominfo.
Kendati demikian, dia mengakui ada beberapa tantangan dalam pengembangan AI. Salah satunya pembangunan infrastruktur yang belum merata dan keterbatasan pendanaan yang menghambat penetrasi internet sebagai fondasi pengembangan AI.
“Selain itu, kurangnya transfer of knowledge dari negara-negara developer AI juga membatasi pengembangan tata kelola AI di suatu negara,” tutup Budi Arie Setiadi.
Turut hadir dalam acara ini, Wakil Presiden Terpilih 2024-2029 Gibran Rakabuming Raka, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Gandi Sulistiyanto, Direktur Utama Golden Agri-Resources Franky Oesman Widjaja, CEO Group Sinar Mas Land Michael Widjaja, Executive Director Sinar Mas Agribisnis dan Food Jesslyne Widjaja, Executive Vice President China Mobile Communication Group Gao Tongqing, serta jajaran Board Member serta Managing Director Sinar Mas Grup.