UIN Jakarta Perkuat Kolaborasi Dakwah serta Ilmu Pengetahuan dengan Turki dan Malaysia

: Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta, Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si dalam sambutannya mengungkapkan bahwa acara ini merupakan bentuk kolaborasi antara Indonesia, Malaysia, dan Turki / foto: Humas UIN Jakarta


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Jumat, 27 September 2024 | 06:22 WIB - Redaktur: Untung S - 333


Jakarta, InfoPublik — Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memperkuat kolaborasi global dengan negara-negara Muslim melalui kerjasama dengan Hayrat Foundation Indonesia, Turki. Langkah ini diwujudkan dalam Seminar Internasional bertema "The Role of Da'wa and Modern Sciences in the Future of Islam: Lessons from Turkiye, Indonesia, and Malaysia" yang diadakan di Auditorium Harun Nasution pada Kamis (26/9/2024).

Rektor UIN Jakarta, yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph.D., menekankan pentingnya kerjasama antarnegara Muslim dalam skala global. Sebagai negara mayoritas Muslim, Indonesia, Malaysia, dan Turki memiliki tanggung jawab besar untuk mendukung satu sama lain demi mencapai tujuan bersama.

“Seminar ini akan memperkuat kolaborasi antara Indonesia, Malaysia, dan Turki, serta membuka jalan bagi kemajuan bersama,” ujar Prof. Ali Munhanif. Ia juga menambahkan bahwa kerjasama ini tidak hanya akan memperkaya perkembangan ilmu keislaman, tetapi juga mendukung inovasi teknologi yang bermanfaat bagi umat.

Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si., dalam sambutannya menekankan pentingnya kerjasama internasional dalam menyebarkan dakwah Islam. Ia melihat kolaborasi ini sebagai sarana memperkuat peran dakwah di tingkat global dan menciptakan masyarakat yang lebih baik.

“Kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat dakwah antarnegara, dan kita harus memanfaatkannya untuk kemajuan bersama,” jelas Dekan Gun Gun.

Duta Besar Turki untuk Indonesia, H.E. Prof. Dr. Talip Küçükcan, dalam sambutannya menyoroti pentingnya nilai-nilai Islam sebagai kekuatan pemersatu di tengah perbedaan global. Ia menekankan bahwa Islam hadir sebagai jembatan yang menghubungkan berbagai perspektif, menciptakan harmoni dan perdamaian.

“Islam adalah kekuatan pemersatu yang mendamaikan perbedaan, menjadi landasan untuk menciptakan perdamaian global,” ujar Prof. Talip.

Seminar ini juga menghadirkan Guru Besar Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Prof. Dr. Andi M. Faisal Bakti, M.A., yang menekankan pentingnya komunikasi Islam yang efektif dalam menghadapi tantangan kontemporer. Menurutnya, Islam selalu mendorong kemajuan zaman dan mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan inovasi ilmiah.

“Islam selalu mendukung kemajuan, mendorong pengikutnya untuk merangkul ilmu pengetahuan dan inovasi,” jelas Prof. Andi. Ia menambahkan bahwa Indonesia dapat menjadi model dalam mengintegrasikan keyakinan agama dengan kemajuan ilmiah.

Selain Prof. Andi, seminar ini juga menghadirkan Dr. Celal Akar, President Hayrat Foundation Indonesia, yang membahas peran ilmu modern dalam pendidikan Islam di Turki, serta Moh. Syafiq Md Shafii, Lc., M.A., perwakilan Hayrat Foundation Turki di Malaysia, yang memaparkan tantangan dan peluang dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan ajaran Islam.

Seminar ini diakhiri dengan sosialisasi program beasiswa yang diinisiasi oleh Hayrat Foundation Indonesia. Diharapkan, seminar ini mampu meningkatkan kolaborasi antara Indonesia, Malaysia, dan Turki dalam mengembangkan ilmu keislaman dan teknologi di masa depan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wandi
  • Senin, 18 November 2024 | 12:40 WIB
Cegah Intoleransi, Kemenag dan BIN Tandatangani MOA
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Jumat, 15 November 2024 | 11:20 WIB
Presiden Prabowo dan PM Australia Albanese Bahas Kemitraan Strategis di Peru
  • Oleh Untung Sutomo
  • Kamis, 14 November 2024 | 12:08 WIB
Presiden Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
  • Oleh Eko Budiono
  • Selasa, 12 November 2024 | 17:24 WIB
Marty Natalegawa: Indonesia Harus Berpengaruh di Keanggotaan BRICS