Kolaborasi Kemenkes-BRIN Gelar Simulasi Kegawatdaruratan Medis

: Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Taman Sari gelar Simulasi Kegawatdaruratan Medis/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Sabtu, 21 September 2024 | 17:05 WIB - Redaktur: Untung S - 87


Jakarta, InfoPublik - Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Yuli Astuti menekankan pentingnya peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan berbasis teknologi nuklir di Indonesia, seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat 

Hal tersebut disampaikannya saat menggelar kegiatan “Simulasi Kegawatdaruratan Medis” sebagai kesiapsiagaan menghadapi bencana nuklir di RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS) pada 18-20 September 2024.

"Kami terus mengembangkan pelayanan kesehatan dengan teknologi nuklir, termasuk menyebarkan fasilitas dan sumber daya manusia ke beberapa rumah sakit di seluruh Indonesia,” kata Yuli melalui keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Sabtu (21/9/2024).

Perundang-undangan nasional terkait ketenaganukliran mengamanatkan, setiap kegiatan yang melibatkan nuklir wajib memperhatikan keselamatan dan kesehatan publik, serta perlindungan terhadap lingkungan.

Kedaruratan nuklir dapat terjadi akibat bencana alam, kecelakaan, tindakan kriminal, atau kesalahan penanganan, sehingga membutuhkan perencanaan yang matang untuk mitigasi dan penanganannya.

“Kita perlu memastikan kesiapan logistik, mekanisme pelayanan, serta koordinasi lintas sektor, terutama dalam tata laksana kegawatdaruratan medis yang melibatkan teknologi nuklir,” kata Yuli.

Direktur Medik RSHS Iwan Abdul Rachman menyatakan lokasi strategis RSHS yang berdekatan dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di Taman Sari, Bandung, menjadikan kesiapan menghadapi bencana nuklir sangat penting.

“Kami sangat berterima kasih telah diberi kesempatan menjadi tuan rumah simulasi ini, karena kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana nuklir sangat penting mengingat posisi geografis dan fasilitas nuklir yang kami miliki,” kata Iwan.

Kegiatan ini melibatkan lebih dari 100 peserta, termasuk RS Rujukan Bencana Nuklir Nasional seperti RSUP Fatmawati Jakarta, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, dan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

Kegiatan itu juga dihadiri oleh perwakilan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), BRIN, PSC 119, serta beberapa organisasi profesi terkait.

Kerja sama Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes dan BRIN Taman Sari dalam penyelenggaraan simulasi ini menunjukkan pentingnya keterlibatan lintas sektor dalam menghadapi potensi bencana.

Melalui kolaborasi yang baik, diharapkan sistem tanggap darurat dan transformasi kesehatan nasional dapat terus diperkuat.

Simulasi kegawatdaruratan ini diharapkan mampu meningkatkan koordinasi lintas sektor dan memperkuat respons medis, mulai dari tingkat prehospital hingga intra-hospital, dalam menghadapi kedaruratan yang terkait dengan radiasi, baik nuklir maupun radiologi.

Kemenkes berharap bahwa kegiatan ini dapat meningkatkan kapasitas, kesiapsiagaan, dan kerja sama antara para pemangku kepentingan untuk memastikan keselamatan masyarakat dan perlindungan lingkungan hidup dalam menghadapi ancaman nuklir di masa mendatang.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Sabtu, 21 September 2024 | 17:08 WIB
Kabupaten Mimika Lakukan Percepatan Eliminasi Malaria
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 20 September 2024 | 17:11 WIB
Satu Dekade JKN: KPK Tegaskan Pentingnya Tata Kelola Akuntabel untuk Cegah Fraud
  • Oleh Putri
  • Jumat, 20 September 2024 | 06:00 WIB
Cegah Bunuh Diri, Kemenkes Ajak Remaja Bicara soal Kesehatan Mental
  • Oleh Putri
  • Kamis, 19 September 2024 | 21:47 WIB
Pentingnya Meningkatkan Ketepatan Diagnosis demi Keselamatan Pasien
  • Oleh Putri
  • Kamis, 19 September 2024 | 21:46 WIB
Kemenkes Imbau Masyarakat Bijak Konsumsi Antibiotik