- Oleh MC KAB BALANGAN
- Rabu, 27 November 2024 | 16:59 WIB
: Dirjen IKP Kominfo Prabunindya Revta Revolusi (Wahyu Sudoyo/InfoPublik)
Oleh Wahyu Sudoyo, Jumat, 13 September 2024 | 18:39 WIB - Redaktur: Untung S - 331
Jakarta, InfoPublik – Media arus utama (mainstream) serta platform digital didorong untuk turut serta menciptakan ruang informasi nasional yang sehat, dengan mencegah penyebaran berita palsu (hoaks) dan memberantas disinformasi. Hal itu penting untuk menjaga kualitas demokrasi di era digital.
“Kita harus menjaga profil ruang informasi yang sehat, bukan bersih secara total, karena itu tidak mungkin," ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Prabunindya Revta Revolusi, saat acara Ngopi Bareng di Press Room Kominfo, Jakarta, Jumat (13/9/2024).
Menurut Prabu, Kominfo bersama Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo, Hokky Situngkir, baru-baru ini melakukan pertemuan dengan platform-platform besar untuk mendiskusikan cara menjaga ruang digital tetap sehat. Dia menekankan bahwa menjaga ruang informasi yang sehat tidak berarti menghilangkan seluruh konten negatif atau kritik, melainkan memberantas hoaks dan disinformasi yang dapat merugikan publik.
"Kritik dan konten negatif harus ada, karena itu adalah bagian dari demokrasi. Namun, kita sepakat bahwa hoaks tidak boleh ada dan disinformasi harus diberantas karena dampaknya di ruang publik sangat besar dan cepat," jelasnya.
Prabu menambahkan bahwa negara-negara maju seperti Amerika Serikat saat ini tengah merumuskan regulasi untuk menciptakan ruang digital yang lebih sehat. Sementara itu, Australia sedang mempersiapkan regulasi yang melarang anak-anak mengakses media sosial guna menjaga kualitas ruang digital mereka.
Di Indonesia, Kominfo juga tengah memformulasikan regulasi yang tepat untuk memastikan bahwa masyarakat dapat mengakses ruang informasi yang sehat dan berkualitas. "Kami terus berusaha mendorong regulasi yang relevan. Berdasarkan riset, masyarakat Indonesia rata-rata terpapar internet selama delapan jam sehari, yang berarti sepertiga hidupnya dihabiskan di depan layar. Oleh karena itu, ruang digital yang aman dan berkualitas sangat penting," ujar Prabu.
Menghadapi masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang rentan diserbu konten manipulatif, Prabu juga mengajak media untuk mengawal verifikasi informasi yang beredar di ruang digital. Dia mencontohkan bagaimana pemerintah sukses memberantas judi online, dan berharap langkah serupa dapat diterapkan untuk menjaga kualitas ruang informasi publik di masa depan.
"Kita ingin memastikan bahwa ruang publik kita sehat dan berkualitas," tutup Prabunindya.