- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Rabu, 27 November 2024 | 13:33 WIB
: Menaker Ida Fauziyah saat menghadiri Indonesia-Japan Human Resources Forum 2024 (HR Forum 2024)/Foto : Biro Humas Kemnaker
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Jumat, 6 September 2024 | 15:14 WIB - Redaktur: Untung S - 283
Jakarta, InfoPublik – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, menegaskan bahwa kolaborasi antara Indonesia dan Jepang semakin penting di tengah perubahan besar dalam ketenagakerjaan global. Hal itu disampaikan Menaker saat menjadi pembicara dalam Indonesia-Japan Human Resources Forum (HR Forum) 2024, yang menyoroti upaya memperkuat posisi kedua negara dalam menghadapi tantangan global.
Dalam kesempatan tersebut, Menaker Ida menjelaskan bahwa Indonesia saat ini memiliki keuntungan dari bonus demografi, yaitu peningkatan jumlah penduduk usia produktif. Sementara itu, Jepang tengah menghadapi tantangan kekurangan tenaga kerja akibat populasi yang menua. "Perbedaan ini membuka peluang besar untuk saling membantu," ujar Menaker Ida dalam keterangan pers yang diterima InfoPublik pada Jumat (6/9/2024).
Program Specified Skilled Workers (SSW) menjadi salah satu solusi yang ditawarkan oleh Jepang untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja muda dan terampil. Di sisi lain, Indonesia memiliki sumber daya manusia yang siap bekerja dan memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja global. Melalui program SSW ini, pekerja Indonesia mendapatkan kesempatan untuk tidak hanya bekerja di luar negeri tetapi juga meningkatkan keterampilan dan pengalaman mereka.
Menaker Ida menyebutkan bahwa program SSW sejalan dengan strategi 9 lompatan ketenagakerjaan Indonesia, yang bertujuan untuk memperluas pasar tenaga kerja di luar negeri sekaligus meningkatkan keterampilan pekerja Indonesia agar lebih kompetitif di pasar global.
"Pekerja kita tidak hanya mendapat kesempatan bekerja di luar negeri, tetapi juga memperoleh keterampilan berharga untuk karier mereka di masa depan," jelasnya.
HR Forum 2024 juga membahas empat langkah utama untuk memperkuat kerja sama ketenagakerjaan antara Indonesia dan Jepang. Langkah-langkah tersebut meliputi:
Menaker Ida menekankan bahwa kesuksesan kerja sama ini akan sangat bergantung pada kualitas pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada Pekerja Migran Indonesia. Keterampilan teknis, bahasa, dan pemahaman budaya Jepang menjadi prioritas utama dalam persiapan tenaga kerja yang akan ditempatkan di Jepang.
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Anwar Sanusi, menyoroti pentingnya memastikan supply and demand tenaga kerja antara kedua negara sejalan, terutama dalam lima sektor utama: perawatan, akomodasi, otomotif, industri baru, dan kerja sama antar pemerintah daerah. "Forum ini menjadi fondasi penting untuk memperkuat kerja sama masa depan," kata Anwar.
Presiden Japan International Cooperation Agency (JICA), Akihiko Tanaka, menyatakan dukungan penuh terhadap kerja sama ini. "Kolaborasi ini menguntungkan kedua negara. Kami di JICA siap membantu Indonesia meningkatkan keterampilan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan spesifik pasar Jepang," jelas Tanaka.
Sementara itu, Komisioner Immigration Services Agency Jepang, Hideharu Maruyama, menekankan pentingnya pengelolaan imigrasi yang efisien untuk memfasilitasi tenaga kerja Indonesia masuk ke Jepang. "Kami akan memastikan proses imigrasi berjalan cepat dan jelas, sehingga tenaga kerja Indonesia bisa bekerja dengan aman dan nyaman di Jepang," kata Maruyama.
Melalui HR Forum 2024, diharapkan kerja sama ketenagakerjaan antara Indonesia dan Jepang akan terus berkembang, menjawab kebutuhan tenaga kerja global, dan memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Kolaborasi ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi dan ketenagakerjaan di kedua negara, dengan Indonesia siap memasok tenaga kerja yang terampil dan Jepang siap menerima mereka dalam berbagai sektor industri.