- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Senin, 25 November 2024 | 08:25 WIB
: Presiden Jokowi menyampaikan sambutannya dalam Opening Ceremony Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024, yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Kamis, 5 September 2024. Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr
Oleh Untung Sutomo, Kamis, 5 September 2024 | 17:17 WIB - Redaktur: Untung S - 405
Jakarta, InfoPublik – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya kolaborasi global dalam menangani perubahan iklim. Dalam pidato pembukaannya di Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada Kamis (5/9/2024), Presiden Jokowi mengingatkan bahwa krisis iklim tidak dapat diselesaikan jika dunia masih menggunakan pendekatan ekonomi yang egosentris.
“Untuk menyelesaikannya, butuh pendekatan kolaboratif, berperikemanusiaan, dan sinergi antara negara maju dan berkembang. Proses itu tidak boleh mengorbankan kepentingan rakyat kecil,” tegas Presiden, dikutip dari BPMI Setpres.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa ekonomi hijau tidak hanya tentang perlindungan lingkungan, tetapi juga menciptakan kesejahteraan berkelanjutan. Indonesia berkomitmen untuk memberikan kontribusi signifikan dalam upaya global mencapai net zero emission dengan memanfaatkan berbagai potensi energi hijau.
“Indonesia memiliki lebih dari 3.600 gigawatt potensi energi hijau, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya Apung (PLTS Apung) di Waduk Cirata, dengan kapasitas 192 megawatt peak (MWp), yang merupakan terbesar di Asia Tenggara dan ketiga terbesar di dunia,” jelas Presiden.
Peran Penting Hutan Mangrove dan Kawasan Industri Hijau
Selain energi terbarukan, Presiden Jokowi juga menyoroti pentingnya hutan mangrove seluas 3,3 juta hektare di Indonesia yang dapat menyerap karbon secara efektif. Indonesia juga memiliki salah satu kawasan industri hijau terbesar di dunia. Namun, Jokowi menegaskan bahwa dukungan negara maju sangat dibutuhkan untuk mempercepat penanganan perubahan iklim.
“Semua itu tidak akan memberi dampak signifikan jika investasi dari negara maju tidak ada, riset dan teknologi tidak terbuka, dan pendanaan tidak diberikan dengan skema yang meringankan negara berkembang,” lanjutnya.
Kolaborasi Global untuk Masa Depan yang Lebih Hijau
Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam upaya global menangani perubahan iklim. ISF 2024 diharapkan menjadi tempat bagi berbagai pihak untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya guna bersama-sama menghadapi tantangan global ini.
“Indonesia sangat terbuka untuk bermitra dengan siapapun guna memaksimalkan potensi energi hijau demi masa depan yang lebih berkeadilan dan inklusif,” kata Presiden.
Dalam acara tersebut, Presiden didampingi oleh beberapa pejabat penting, termasuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono. Turut hadir juga Wakil Perdana Menteri Malaysia Fadillah Yusof dan Menteri Koordinator Keamanan Nasional Singapura Teo Chee Hean.