- Oleh MC KAB RAJA AMPAT
- Rabu, 21 Mei 2025 | 13:52 WIB
: Ket: Pastor Paroki Sta. Maria Binta Laut Doom, Romo Martin Hombahomba, Pr (jongkok) membasuhkan kaki salah satu umat katolik dalam liturgi pembasuhan kaki pada perayaan kamis Putih di Gereja katolik-Raja Ampat, Kamis (17/4/2025)/Petrus Rabu
Oleh MC KAB RAJA AMPAT, Kamis, 17 April 2025 | 21:55 WIB - Redaktur: Untung S - 326
Raja Ampat, InfoPublik – Perayaan Kamis Putih di Gereja Katolik Stasi Sta. Maria Mater Dei, Raja Ampat, Kamis (17/4/2025) menjadi momen refleksi mendalam tentang makna kasih sejati. Ratusan umat yang hadir diajak oleh Pastor Paroki Romo Martin Hombahomba untuk tidak hanya memahami kasih sebagai konsep, tetapi mewujudkannya dalam tindakan nyata sehari-hari.
Dalam homili yang penuh khidmat, Romo Martin menekankan bahwa kasih sejati harus terwujud dalam pelayanan konkret kepada sesama. "Kasih bukan sekadar kata-kata indah atau perasaan semata. Kasih sejati adalah ketika kita berani menanggalkan ego dan kemuliaan diri kita untuk melayani, sebagaimana Yesus tunjukkan dalam pembasuhan kaki," tegasnya.
Perayaan yang mengawali Triduum Paskah ini menghadirkan kembali momen bersejarah Perjamuan Terakhir, dimana Yesus menetapkan Ekaristi dan memberikan teladan kerendahan hati dengan membasuh kaki murid-murid-Nya. Romo Martin sendiri membasuh kaki dua belas perwakilan umat sebagai simbol pelayanan tanpa pamrih.
"Lihatlah Yesus yang rela meninggalkan kemuliaan-Nya, merendahkan diri menjadi sama seperti kita. Dia tidak hanya mengajar tentang kasih, tetapi menghidupkannya hingga titik darah penghabisan. Inilah warisan yang harus kita teruskan," ujar Romo Martin dengan penuh penghayatan.
Lebih lanjut, Romo Martin mengajak umat untuk merefleksikan makna Ekaristi dalam kehidupan sehari-hari. "Setiap kali kita menerima Tubuh Kristus, kita diingatkan untuk menjadi roti yang terpecah dan darah yang tercurah bagi sesama. Inilah panggilan kita sebagai pengikut Kristus."
Perayaan yang berlangsung khidmat ini diakhiri dengan prosesi Sakramen Mahakudus dan tuguran yang diikuti oleh empat lingkungan Stasi Sta. Maria Mater Dei. Umat bergantian berjaga dalam doa dan permenungan hingga larut malam, menghayati makna penyerahan diri Kristus yang total.
Romo Martin menegaskan bahwa Kamis Putih bukan sekadar ritual tahunan, melainkan undangan untuk bertransformasi. "Mari kita bawa semangat ini dalam hidup sehari-hari. Kasih yang nyata terlihat ketika kita peduli pada tetangga yang kelaparan, teman yang terluka, atau saudara yang tersingkirkan."
Perayaan ini menjadi pengingat kuat bagi umat Katolik di Raja Ampat bahwa iman harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Sebagaimana Yesus menunjukkan kasih-Nya bukan dengan kata-kata tetapi dengan pengorbanan nyata, demikian pula umat diajak untuk menjadi pelaku kasih dalam masyarakat. (Petrus Rabu/MC.Kab.Raja Ampat)