- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Sabtu, 2 November 2024 | 21:31 WIB
: Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti dalam Perayaan Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia di Kantor Kemendikbudristek (Foto: Dok Kemendikbudritek)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Minggu, 18 Agustus 2024 | 07:55 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 292
Jakarta, Infopublik – Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti, mengajak seluruh masyarakat untuk memaknai kemerdekaan dengan mengedepankan semangat gotong royong sebagai kunci keberhasilan perjuangan bangsa.
Hal tersebut disampaikan dalam pidatonya saat Perayaan Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia di Kantor Kemendikbudristek, Sabtu (17/8/2024).
Suharti menegaskan pentingnya kebersamaan dalam membangun masa depan pendidikan dan kebudayaan Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia, katanya, tercapai berkat perjuangan yang dilakukan bersama-sama dengan semangat gotong royong. "Pada hari yang bersejarah ini, saya ingin mengajak kita semua untuk mengingat bahwa kemerdekaan tidak akan mungkin terjadi tanpa perjuangan bersama,” ungkap Suharti.
Semangat ini, menurutnya, harus terus dihidupkan dalam setiap langkah membangun pendidikan dan kebudayaan bangsa.
Ia menjelaskan bahwa semangat gotong royong juga menjadi landasan dalam mencapai cita-cita besar Merdeka Belajar, yang selama lima tahun terakhir telah diimplementasikan.
Meskipun penuh tantangan, gerakan ini telah membuahkan hasil yang signifikan dalam mengubah sistem pendidikan di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut Suharti turut menyoroti beberapa pencapaian besar yang dihasilkan melalui Merdeka Belajar. "Kita telah melakukan perubahan besar mulai dari sistem, cara kerja, hingga pola pikir. Meski jalannya tidak mudah, sekarang kita dapat merasakan buah manis dari perjuangan ini," tuturnya.
Salah satu capaian penting adalah implementasi Kurikulum Merdeka, yang memungkinkan para pelajar mengeksplorasi minat dan potensi mereka dengan lebih bebas. Program Kampus Merdeka juga telah memberikan peluang bagi jutaan lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan pengalaman yang mempersiapkan mereka ke dunia kerja.
Selain itu, Suharti menyoroti komitmen pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru melalui pengangkatan ratusan ribu guru honorer menjadi ASN PPPK. Program Pendidikan Guru Penggerak juga telah melahirkan ratusan ribu guru dan kepala sekolah yang berani menciptakan perubahan di sekolah mereka.
Ekosistem kebudayaan Indonesia dikatakannya juga semakin berkembang dengan dukungan terhadap para seniman, pelaku budaya, serta pengakuan bahasa dan sastra Indonesia di kancah internasional. Salah satu capaian besar adalah pengakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam konferensi UNESCO pada tahun lalu.
"Ini adalah hasil dari langkah-langkah berani yang telah kita ambil. Semangat berkarya semakin tumbuh di dalam negeri, sementara di luar negeri, Indonesia semakin diperhitungkan," ujarnya.
Namun begitu perjalanan dikatakan Suharti belum selesai. Meskipun telah mencapai banyak keberhasilan, Suharti mengingatkan bahwa Gerakan Merdeka Belajar masih dalam tahap awal dan harus terus diperjuangkan.
Ia mengutip pesan Bung Karno, bahwa seluruh ekosistem pendidikan dan kebudayaan harus terus mengisi kemerdekaan Indonesia dengan tekad kuat.
“Kita belum sampai di garis finis. Tantangan masih akan ada di depan, dan kita harus terus melanjutkan perjuangan ini untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan Indonesia,” tutup Suharti.