Kemenkes Dukung Kolaborasi Peneliti dan Industri untuk Ketersediaan Vaksin Halal

: Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Rabu, 31 Juli 2024 | 06:05 WIB - Redaktur: Untung S - 249


Jakarta, InfoPublik – Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes, Rizka Andalusia, menyatakan dukungan Kementerian Kesehatan dalam upaya peningkatan kolaborasi antara peneliti dan industri vaksin. Hal tersebut disampaikan pada penutupan Program Fellowship Penelitian dan Pelatihan Teknologi Virologi dan Vaksin Batch ke-3.

Melalui keterangan resmi pada Selasa (30/7/2024), Rizka mengatakan bahwa dukungan ini untuk memenuhi ketersediaan vaksin yang bermanfaat bagi kesehatan masyarakat luas, termasuk masyarakat Islam di dunia yang membutuhkan perlindungan jaminan halal.

“Indonesia merupakan negara yang sedang meningkatkan ekosistem penelitian dan manufaktur vaksin, yang telah berhasil menghasilkan 8 dari 14 antigen imunisasi dan 4 di antaranya telah Pra-Kualifikasi WHO,” kata Rizka.

Deputi CEO PT Bio Farma, Soleh Ayubi, juga menyatakan bahwa dibutuhkan kolaborasi berbagai pihak untuk menciptakan ekosistem yang dapat menyelesaikan berbagai masalah kesehatan besar seperti pandemi.

“Jika kita menengok empat tahun yang lalu, kita harus menghadapi pandemi COVID-19. Kita belajar dari kejadian tersebut, permasalahan seperti itu terlalu besar untuk diselesaikan oleh satu organisasi, satu universitas, satu perusahaan, bahkan satu negara,” ujar Soleh Ayubi.

Ia juga menambahkan, setidaknya ada tiga hal yang harus menjadi perhatian peneliti vaksin agar hasil penelitian dapat diimplementasikan menjadi sebuah produk industri.

Pertama, kemampuan untuk memahami dan menghubungkan setting laboratorium dengan setting perusahaan.

Kedua, memahami berbagai aspek peraturan setempat terkait sistem evaluasi produk obat-obatan. Ketiga, memiliki pengetahuan tentang Good Manufacturing Practice (GMP).

Program Fellowship Batch-3 ini telah berlangsung selama 1 bulan, yakni mulai 1 Juli hingga 29 Juli 2024. Program ini merupakan bentuk kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari organisasi dunia, pemerintah, industri, hingga akademisi.

Program Fellowship Batch-3 merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Kesehatan, Standing Committee for Scientific and Technological Cooperation (COMSTECH), PT Bio Farma, dan Universitas Padjadjaran selaku Center of Excellence (CoE) on Vaccine and Biotechnology Products atau pusat riset vaksin OKI.

Program ini juga didukung oleh berbagai pemangku kepentingan lainnya seperti pusat riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), serta pelaku industri vaksin seperti Etana dan Kalbe.

Program Fellowship Batch-3 diikuti oleh 12 peneliti dari 9 negara anggota OKI, yaitu Indonesia, Kamerun, Kazakhstan, Malaysia, Mesir, Pakistan, Somalia, Tanzania, dan Uganda.

Sebagai program yang telah berlangsung selama tiga tahun, program ini juga merupakan wujud nyata kolaborasi untuk memproduksi vaksin dengan jaminan halal bagi komunitas dan negara-negara Islam.

Salah satu peserta Program Fellowship Batch-3, Mwambi Bashir dari Islamic University in Uganda, menyatakan bahwa setelah kembali dari program ini, ia akan mempromosikan pentingnya penggunaan vaksin kepada masyarakat.

Mwambi telah melihat dan memperoleh pengetahuan langsung tentang bagaimana perusahaan vaksin di Indonesia telah berkomitmen menghasilkan vaksin halal untuk komunitas Muslim dunia.

Ia menekankan bahwa kolaborasi ini adalah hal yang sangat baik dan menarik bagi negara-negara anggota OKI, khususnya dalam produksi vaksin yang menekankan produk halal.

"Jika kita ingin mendorong masyarakat untuk menerima vaksin, kita harus menekankan pentingnya inklusivitas nilai agama, budaya, dan kepercayaan dalam masyarakat,” ujar Mwambi.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Sabtu, 21 September 2024 | 17:08 WIB
Kabupaten Mimika Lakukan Percepatan Eliminasi Malaria
  • Oleh Putri
  • Sabtu, 21 September 2024 | 17:05 WIB
Kolaborasi Kemenkes-BRIN Gelar Simulasi Kegawatdaruratan Medis
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 20 September 2024 | 17:11 WIB
Satu Dekade JKN: KPK Tegaskan Pentingnya Tata Kelola Akuntabel untuk Cegah Fraud
  • Oleh Putri
  • Jumat, 20 September 2024 | 06:00 WIB
Cegah Bunuh Diri, Kemenkes Ajak Remaja Bicara soal Kesehatan Mental
  • Oleh Putri
  • Kamis, 19 September 2024 | 21:47 WIB
Pentingnya Meningkatkan Ketepatan Diagnosis demi Keselamatan Pasien