- Oleh MC KAB WONOSOBO
- Jumat, 1 November 2024 | 10:12 WIB
: Menkominfo Budi Arie Setiadi (Humas Kominfo)
Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 25 Juli 2024 | 17:45 WIB - Redaktur: Untung S - 316
Jakarta, InfoPublik – Suluruh instansi pemerintah didorong membentuk Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) untuk melindungi dan mengantisipasi insiden serangan siber berupa pencurian atau kebocoran data pada layanan digital.
"Implementasi keamanan siber ini dapat menghadirkan berbagai manfaat antisipatif, seperti memberikan perlindungan dari ancaman pencurian dan kebocoran data," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam keterangannya, seperti dilansir pada Kamis (25/7/2024).
Budi Arie mengatakan, ruang siber yang aman akan meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di indonesia.
Di sisi lain, dia mengakui masih banyak tantangan dalam mengamankan ruang siber di Indonesia, termasuk kurangnya talenta keamanan siber.
"Indonesia masih kekurangan cyber security talent yang handal," tuturnya.
Menurut Budi Arie, tantangan lainnya dalah pemahaman pengguna terhadap keamanan siber yang masih rendah meskipun metode serangan siber seiring dengan kemajuan teknologi makin canggih.
Oleh karena itu, pembentukan TTIS diharapkan bisa mencegah insiden serangan siber atau jika sampai terjadi dapat segera melakukan pemulihan.
"Keberadaan CSIRT atau TTIS akan memberikan perlindungan kesiapan bagi kita semua untuk tantangan kini dan di masa-masa yang akan datang," tegas Menkominfo.
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, menambahkan, serangan siber yang terjadi saat ini semakin canggih, sehingga perlu dilakukan pelatihan tentang perkembangan teknologi terbaru kepada TTIS yang sudah dibentuk.
"Ini akan kita panggil semua CSIRT yang dibentuk untuk mendapatkan pelatihan, karena bagaimanapun, teknologi berkembang, maka mereka juga harus kita tingkatkan keterampilan, pengetahuannya, terkait dengan ancaman siber," jelasnya.
Hinsa juga mengatakan, TTIS harus selalu siap siaga menjaga ruang siber terhadap risiko serangan dari luar seperti layaknya pasukan militer yang menjaga kedaulatan Indonesia.
"TNI mempunyai Kodam punya pasukan, Kopassus, punya Marinir, dan sebagainya, BSSN mengamankan ruang siber ini pakai apa, ya itu Tim Tanggap Insiden Siber, CSIRT yang ada di masing-masing instansi," kata Hinsa Siburian menandaskan.