- Oleh MC PROV SULAWESI TENGAH
- Kamis, 31 Oktober 2024 | 14:04 WIB
: Workshop Penanganan Insiden Siber yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Batang, Kamis (31/10/2024).
Oleh MC KAB WONOSOBO, Jumat, 1 November 2024 | 10:12 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 87
Wonosobo, InfoPublik – Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Wonosobo membentuk Tim Tanggap Insiden Siber guna mendukung respons cepat terhadap berbagai serangan dan ancaman keamanan siber. Asisten Administrasi Umum Pemkab Wonosobo Mohammad Riyanto mengatakan saat ini sistem elektronik yang dikelola pemkab mencapai 135 aplikasi dan 356 website, sehingga urgensi penanggulangan insiden siber semakin tinggi
Hal itu disampaikan Riyanto dalam kesempatan workshop Penanganan Insiden Siber yang digelar Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Batang, Kamis (31/10/2024). Kegiatan tersebut sebagai bentuk kolaborasi dan kepedulian lintas sektor dan lintas perangkat daerah, dalam upaya mitigasi dan penanggulangan insiden siber pada sistem elektrnonik.
“Mengingat sistem-sistem tersebut memiliki fungsi yang sangat krusial, dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik,” katanya di Ruang Mangoenkusuma Setda Wonosobo. Karenanya lanjut dia, mitigasi risiko kebocoran data dan informasi menjadi penting untuk dilakukan.
Dengan gelaran workshop Riyanto berharap awareness Tim Tanggap Insiden Keamanan Siber di seluruh perangkat daerah tentang kesiapsiagaan serangan siber, menjadi meningkat. Sekaligus mampu memberikan bekal keterampilan dan keahlian dalam pengelolaan insiden siber sektor pemerintahan.
“Saya minta seluruh perangkat daerah selaku penyelenggara dan pengguna SPBE, untuk peduli dan sadar akan kebutuhan pengamanan informasi, dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia TIK (teknologi informasi dan teknologi-red) di satuan kerja masing-masing,” ujarnya. Menurutnya, SDM TIK harus mengikuti perkembangan terbaru tentang dunia keamanan siber, sehingga mampu mengantisipasi tren serangan siber yang juga terus meningkat.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Riyanto mengimbau perangkat daerah proaktif berkoordinasi, termasuk dengan Tim Tanggap Insiden Siber Kabupaten Wonosobo.
Narasumber dari Sandiman Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Daerah BSSN, Marcelina Tri Nasiti Widayatmi menyampaikan, pembentukan Tim Tanggap Insiden Siber sebagai langkah awal yang cukup bagus dalam upaya menurunkan risiko insiden siber di Wonosobo.
Namun ia menekankan agar pemerintah daerah juga mengupayakan perlindungan perangkat dan sistem dalam mendukung jalannya transformasi digital guna mempermudah pelayanan publik pada masyarakat.
“Pemerintah memang menjadi target serangan siber, sebab di pemerintah masih banyak terjadi insiden dan banyak celah seperti password, tidak updatenya sistem operasi, software bajakan maupun perangkatnya. CSIRT yang ada di daerah bisa berbagi informasi dan berkolaborasi dalam menghadapi penanaman insiden siber. Sehingga akan mempermudah dalam penanganan insiden tersebut,” ungkapnya.
Sementara menurut Kepala Diskominfo Wonosobo Fahmi Hidayat, keamanan siber merupakan suatu hal yang sangat dinamis, sehingga perlunya dilaksanakan workshop untuk penanganan insiden siber. Sebab diketahui bahwa serangan siber dan celah keamanan siber di lembaga pemerintah masih sangat rentan.
“Layanan digital di pemerintah pusat menjadi standar yang juga harus diadaptasi pemerintah daerah. Hadirnya mereka yang jelas adalah sebagai agen jika ada masalah atau menemukan indikasi untuk melapor sesuai alur. Kemudian aktif melakukan pemantauan setiap intitas digital di instansi masing-masing,” tambah Fahmi.
Ditegaskan Fahmi, dari langkah awal ini selanjutnya akan diadakan upgrading kapasitas, sebab ada beberapa peserta yang latar belakangnya bukan dari bidang yang relevan. Selanjutnya akan diadakan konsolidasi guna mendapat dukungan dari OPD atau instansi terkait. Ke depan juga akan dilaksanakan uji coba bagaimana kompetensi tim bisa merespons terhadap serangan siber. (MC Kab. Wonosobo)