- Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
- Rabu, 4 Desember 2024 | 22:24 WIB
: Foto: Dok Biro Komunikasi Kemenparekraf
Bali, InfoPublik – The 2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific resmi dibuka oleh Director for Regional Asia and the Pacific, Director of the Regional Department for Asia and the Pacific, UN Tourism, di Bali International Convention Center (BICC), Bali, pada Kamis (2/5/2024).
Pembukaan konferensi ini ditandai dengan pemukulan gong oleh Director of the Regional Department for Asia and the Pacific, UN Tourism, Harry Hwang; Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo; Union Minister of Hotels and Tourism Myanmar, Thet Thet Khine; Deputy Minister, Ministry of Tourism Maldives, Mariyam Nasheetha Nasheed; serta Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra.
Dalam sambutannya, Harry Hwang mengapresiasi kesiapan Indonesia, terutama Provinsi Bali, dalam menyelenggarakan konferensi ini.
“Terima kasih kepada Wamenparekraf dan Kemenparekraf atas dukungan dalam kegiatan dan program pariwisata dan ekonomi kreatif, serta atas komitmen mereka dalam memberdayakan perempuan melalui pariwisata,” kata Harry.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/Wakabaparekraf) Angela Tanoesoedibjo, saat memberikan sambutan dalam konferensi, mengisahkan sosok Raden Ajeng Kartini, seorang tokoh pahlawan wanita di Indonesia yang dikenal memperjuangkan emansipasi wanita.
“Satu setengah pekan yang lalu, pada 21 April, Indonesia merayakan Hari Kartini, untuk menghormati salah satu tokoh perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia, yang menjadi simbol hak perempuan dan kesetaraan gender,” kata Wamenparekraf Angela.
Ia menjelaskan bahwa saat Kartini berusia 12 tahun, ia dipingit di rumah untuk mempersiapkan pernikahannya. Selama pengasingan, Kartini terus belajar secara mandiri dan mengembangkan minatnya pada bacaan politik dan feminis Barat.
“Ada satu kutipan terkenal Ibu Kartini yang ingin saya bagikan: ‘Sampai kapanpun kemajuan perempuan itu menjadi faktor penting dalam peradaban bangsa,’” kata Wamenparekraf.
Angela menambahkan bahwa pemberdayaan perempuan bukan hanya soal kesetaraan dan hak asasi manusia, tetapi juga membawa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penelitian dari International Monetary Fund (IMF) menunjukkan bahwa mempersempit kesenjangan gender di pasar tenaga kerja dapat meningkatkan PDB negara-negara berkembang sebesar 8 persen, dan pengurangan kesenjangan gender dapat meningkatkan PDB hingga 23 persen.
“Memberdayakan perempuan juga berarti solusi iklim yang lebih baik karena peran penting mereka dalam mengelola dan melestarikan sumber daya alam, serta mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga,” jelas Angela.
Wamenparekraf melanjutkan bahwa Indonesia berada di peringkat 87 dalam kesenjangan gender global, dan menurut riset Global Gender Gap tahun 2022, Indonesia baru mencapai 69,7 persen kesetaraan gender. Angka ini perlu ditingkatkan sebagai upaya menuju kesetaraan gender, terutama melalui pemberdayaan perempuan di sektor pariwisata.
“Pariwisata adalah salah satu jawaban untuk kesenjangan gender karena banyak peluang yang diberikan bagi perempuan untuk berpartisipasi. Di banyak belahan dunia, termasuk Indonesia, perempuan mengambil porsi besar dalam tenaga kerja pariwisata dan wirausaha,” kata Wamenparekraf.
Meskipun partisipasi perempuan tinggi dalam pendidikan dan lapangan kerja, perempuan sering bekerja pada posisi yang lebih rendah dan informal. Mereka juga kurang terwakili dalam peran strategis dan kepemimpinan, dengan kesenjangan upah berdasarkan gender yang masih ada.
Angela juga menyoroti peran perempuan dalam UMKM di Indonesia, yang menyumbang 97 persen lapangan kerja dan berkontribusi terhadap 61 persen PDB. Namun, banyak pemilik UMKM perempuan masih berada di tingkat mikro dan kesulitan meningkatkan skala usaha.
“Melalui konferensi ini, saya berharap kita dapat memperkuat peran perempuan dan kesetaraan gender di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kita perlu dialog yang menghasilkan tindakan nyata untuk menciptakan kemajuan dan mengurangi kesenjangan gender,” tutup Wamenparekraf.
Turut mendampingi Wamenparekraf dalam acara ini adalah para pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf.