- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Selasa, 5 November 2024 | 18:21 WIB
: Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar (Mugi/Humas Kemendes PDTT)
Oleh Wahyu Sudoyo, Senin, 15 Juli 2024 | 15:10 WIB - Redaktur: Untung S - 1K
Jakarta, InfoPublik - Teknologi tepat guna dipastikan akan terus dibutuhkan, khususnya oleh masyarakat desa, meskipun teknologi semakin berkembang pesat karena memiliki ciri khas berbasis pada kearifan lokal dan berkelanjutan di setiap alatnya.
"Teknologi tepat guna menurut saya ini tidak akan pernah surut secanggih apa pun perkembangan teknologi. Karena ada satu yang membedekaan teknologi tepat guna ini dengan teknologi lainnya yaitu kearifan lokal, menjawab seluruh tantangan menjawab kebutuhan masyarakat dalam skala mikro," ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, dalam keterangannya terjait acara Malam Keakraban Pejuang Inovasi di Teras Udayana, Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) seperti dilansir pada Senin (15/7/2024).
Abdul Halim mengatakan, teknologi tepat guna dapat terus berkembang dan berinovasi sesuai dengan perubahan kebutuhan masyarakat desa.
Sebab, teknologi ini fokus pada keberlanjutan dan adaptasi terhadap budaya lokal.
"Teknologi tepat guna selalu berhubungan dengan berbagai kebutuhan dan tantangan yang dihadapi masyarakat di level desa. Oleh karena itu, teknologi tepat guna tidak akan pernah mati," jelasnya.
Menurut Abdul Halim. teknologi tepat guna dirancang agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi masyarakat setempat.
Selama 25 tahun penyelenggaraan teknologi tepat guna, setiap hasil karyanya dinilai selalu bertumpu pada kebutuhan warga tanpa meninggalkan warisan budayanya.
“Poin penting dari teknologi tepat guna adalah kemampuannya untuk menyelesaikan masalah masyarakat. Ini berlaku dalam bidang ketahanan pangan, pemulihan ekonomi, serta hal-hal lainnya terkait kemandirian desa,” kata Mendes PDTT menandaskan.
Turut hadir pada acara ini, Wakil Menteri Desa, Paiman Raharjo, Penjabat (Pj) Gubernur NTB, Mayjen TNI (Purn) Hassanudin, Walikota Mataram, Mohan Roliskana, Pejabat Tinggi Pimpinan Madya dan Pratama dari berbagai kementerian dan lembaga, kepala dinas, bupati, wali kota, dan pendamping desa.