- Oleh MC PROV JAWA BARAT
- Selasa, 12 November 2024 | 22:45 WIB
: Menjadi atlet tidak bisa instan, melainkan memerlukan perjuangan. Selain itu dibutuhkan pula pertandingan sebagai wadah mengasah kemampuan diri dan juga dukungan khususnya dari keluarga./Foto:Bagus/Humas Kemenpora
Jakarta, InfoPublik - Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) Republik Indonesia, Taufik Hidayat, menegaskan bahwa menjadi seorang atlet bukanlah proses yang instan, melainkan perjalanan panjang yang membutuhkan ketekunan, dedikasi, dan dukungan penuh dari keluarga.
Hal tu disampaikan Wamenpora saat membuka Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Catur Junior VI 2024 yang berlangsung di Aula BBPPMPV Bisnis dan Pariwisata, Depok, Jawa Barat, pada Sabtu (9/11/2024).
Wamenpora Taufik Hidayat menegaskan pentingnya kesabaran dan kerja keras dalam perjalanan menjadi atlet. "Karena atlet itu kan tidak bisa instan langsung ke pertandingan dewasa, memang dibutuhkan perjalanan lama," ucapnya. Wamenpora menekankan bahwa untuk meraih kesuksesan di dunia olahraga, atlet muda perlu melalui berbagai tahap dan tantangan.
Pada kesempatan tersebut, Wamenpora mengapresiasi digelarnya Kejurnas Catur Junior yang diselenggarakan oleh Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi). "Kejurnas ini bagus karena mereka butuh wadah, mereka butuh pertandingan. Ini dari junior, dari kelompok umur. Saya merasakan seperti mereka juga yang bertanding dari usia anak-anak," tambah Taufik Hidayat, yang juga peraih emas Olimpiade 2004 di cabang bulu tangkis.
Wamenpora juga mencatat jumlah peserta Kejurnas Catur Junior VI 2024 yang cukup signifikan, dengan total 530 atlet dari berbagai kategori. Menurut Wamenpora, saat ini sangat sedikit orang yang mau berkomitmen menjadi atlet karena banyak yang menginginkan segala sesuatu berlangsung instan. Namun, ia mengingatkan bahwa perjuangan dalam menjadi atlet adalah sebuah proses yang memerlukan waktu dan usaha.
Selain itu, Wamenpora menggarisbawahi pentingnya dukungan keluarga dalam membentuk seorang atlet. "Mereka datang dari seluruh Indonesia, jauh-jauh ke sini sebagai atlet. Tetapi itulah perjuangan yang untuk ke depannya kalau mereka berhasil, mereka punya prestasi, nikmatnya lebih-lebih dari yang lain," ungkapnya. Dukungan orang tua, menurutnya, adalah faktor kunci yang dapat membantu para atlet muda untuk terus berkembang dan mencapai puncak prestasi.
Wamenpora juga mengakui bahwa salah satu alasan mengapa anak-anak muda enggan menekuni olahraga secara profesional adalah karena adanya anggapan bahwa menjadi atlet tidak memberikan masa depan yang cerah. Namun, ia menegaskan bahwa banyak atlet yang berhasil meraih kehidupan yang lebih baik berkat karier mereka di dunia olahraga.
"InsyaAllah kalau kita mau, kita bisa jadi juara, bisa yang terbaik, kita bisa kok mendapatkan masa depan yang cerah," tegasnya. Taufik Hidayat menambahkan bahwa tantangan terbesar yang harus dihadapi bukanlah lawan di lapangan, melainkan diri sendiri.
Wamenpora mencontohkan Ketua Umum (Ketum) PB Percasi, Utut Adianto, yang dikenal sebagai mantan atlet catur sukses, yang kini berkiprah di dunia politik sebagai anggota DPR RI. Menurutnya, perjalanan Utut adalah bukti bahwa dunia olahraga dapat membuka banyak peluang bagi individu yang memiliki tekad dan komitmen kuat.
Wamenpora sendiri memiliki latar belakang sebagai pemain bulu tangkis nasional yang sukses meraih prestasi di tingkat dunia. "Kita harus mampu mengelola tantangan tersebut dan terus mengembangkan diri," kata Taufik.
Taufik Hidayat menambahkan bahwa Kemenpora siap memberikan dukungan kepada Percasi dalam hal pembinaan atlet catur di masa depan. "Kalau bisa dibantu, kenapa tidak? Asal tepat sasaran, yang penting buat olahraga, buat Merah Putih," tegas Wamenpora.
Melalui pernyataan itu, Wamenpora mengingatkan semua pihak untuk bekerja sama dalam mendukung para atlet muda, karena merekalah yang akan menjadi masa depan olahraga Indonesia. Dukungan yang tepat dan berkelanjutan dari keluarga, pemerintah, serta masyarakat sangat dibutuhkan agar para atlet dapat berkembang dan meraih prestasi di kancah internasional.