- Oleh Wahyu Sudoyo
- Selasa, 12 November 2024 | 12:03 WIB
: Direktur Pencegahan BNPT, Irfan Idris, dalam peluncuran Sekolah Damai di Sulawesi Selatan dengan tema Pelajar Cerdas Cinta Damai (Biro PErencanaan, Hukum dan Humas BNPT)
Oleh Wahyu Sudoyo, Sabtu, 9 November 2024 | 06:32 WIB - Redaktur: Untung S - 258
Jakarta, InfoPublik – Generasi muda di Sulawesi Selatan dibekali dengan nilai-nilai positif dalam Program Sekolah Damai yang diinisiasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Program ini mengusung tema Menumbuhkan Ketahanan Satuan Pendidikan dalam Menolak Paham Intoleransi, Kekerasan, dan Bullying.
“Kita perlu membekali generasi muda dengan penguatan mental, wawasan spiritual, dan penanaman nilai-nilai positif agar mereka terhindar dari tindakan kekerasan, intoleran, dan radikalisme,” ujar Direktur Pencegahan BNPT, Irfan Idris, dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (8/11/2023).
Irfan menjelaskan bahwa Program Kontra Radikalisasi ini bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang aman dan harmonis di sekolah-sekolah, khususnya di tingkat menengah atas. Penanaman nilai-nilai perdamaian dipandang sangat penting sebagai upaya membangun budaya toleran, anti kekerasan, dan anti bullying di lingkungan sekolah.
Irfan juga menyoroti dampak buruk bullying atau perundungan yang kerap terjadi di sekolah, terutama bagi kesehatan mental siswa. Ia berharap para guru dapat memperhatikan siswa dengan lebih seksama untuk mencegah tindakan perundungan.
“Para guru diharapkan memperhatikan siswa dengan lebih seksama serta membantu memberikan nasihat atau informasi tentang dampak negatif perundungan, sehingga tercipta lingkungan yang aman dan positif di sekolah,” tambah Irfan.
Salah satu peserta, Khairunnisa, mengapresiasi program Sekolah Damai karena memberikan perspektif baru bagi Generasi Z dalam memahami dampak dari segala bentuk kekerasan. “Acara Sekolah Damai dari BNPT ini sangat bagus. Sebagai remaja, saya menyadari betapa parahnya bullying di sekolah dan dampaknya yang sangat besar bagi korban,” ungkapnya.
Khairunnisa juga berharap program ini dapat menyadarkan generasi muda tentang pentingnya menjauhi segala bentuk kekerasan. “Semoga teman-teman remaja, mahasiswa, dan santri di seluruh Indonesia menyadari bahwa bullying dan kekerasan kepada sesama adalah perbuatan yang tidak baik,” ujarnya.
Acara Sekolah Damai ini berlangsung selama dua hari, diikuti oleh lebih dari 300 pelajar sekolah menengah atas dan 100 guru di Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Diharapkan para peserta dapat menerapkan nilai-nilai yang diperoleh ke dalam lingkungan sekolah. Dengan partisipasi aktif, program ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membentuk generasi yang memiliki pemahaman kuat akan perdamaian dan keutuhan bangsa.