- Oleh Dian Thenniarti
- Jumat, 22 November 2024 | 07:08 WIB
: Menteri Agama RI Nasaruddin Umar membuka Sidang Raya XVIII Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) yang digelar di Komplek Wisata Kete Kesu, Toraja Utara, Sulawesi Selatan../Foto Istimewa/Humas Kemenag
Jakarta, InfoPublik - Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, secara resmi membuka Sidang Raya XVIII Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) di Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Dalam sambutannya, Menag menegaskan peran Kementerian Agama sebagai lembaga yang melayani semua agama di Indonesia.
Ia juga mengajak seluruh pemuka agama untuk bekerja sama dalam memperkuat nilai-nilai keagamaan, terutama dalam menghadapi tantangan kehidupan modern yang semakin kompleks.
Menag Nasaruddin Umar menekankan bahwa kehadirannya di Sidang Raya PGI merupakan wujud komitmen Kementerian Agama yang bukan hanya mewakili agama Islam, tetapi juga seluruh agama di Indonesia. "Bagi saya, Kementerian Agama itu bukan kementerian agama Islam saja, tapi kementerian seluruh agama," ucap Menag yang disambut dengan riuh tepuk tangan peserta Sidang Raya.
Dalam kesempatan tersebut, Menag mengajak para pemuka agama untuk lebih mendekatkan umat dengan nilai-nilai agama yang ada. Ia mengingatkan bahwa keberadaan agama dalam kehidupan sehari-hari dapat memberikan jawaban atas berbagai tantangan yang dihadapi umat.
Menag juga menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi umat beragama di masa depan semakin rumit. "Bapak-Ibu sekalian, saya ingin berbicara dari hati ke hati sebagai tokoh agama, umat beragama. Tantangan yang kita hadapi bersama di masa depan ini sangat kompleks dan sangat rumit. Sehingga itu bisa menjadi ancaman terhadap nilai-nilai keagamaan kita," tegasnya dalam siaran pers yang diterima InfoPublik, Sabtu (9/11/2024).
Sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, Menag menyoroti perbedaan antara kehidupan yang serba rasional dan liberal dengan agama yang lebih bersifat doktrinal dan berbasis nilai-nilai kualitatif. Ia menggambarkan kondisi dunia saat ini seolah-olah menuntut pemikiran ke depan seribu tahun, namun agama justru mengajarkan kita untuk berpikir tentang nilai-nilai yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
"Jika kita semakin menjauh dari ajaran agama, maka itu adalah masalah besar bagi kita sebagai umat beragama. Seharusnya, agama dan pemeluknya tidak boleh terlalu berjarak," ungkap Menag. Ia mengajak seluruh umat beragama untuk secara konsisten mengamalkan ajaran agama mereka.
Sebagai penutupan, Menag mengharapkan Sidang Raya PGI dapat memberikan solusi atas tantangan-tantangan yang dihadapi oleh umat beragama di Indonesia, khususnya dalam meningkatkan kualitas beragama dan kesalehan. "Mari kita konsisten mengajak umat kita untuk mengamalkan ajaran agama kita masing-masing," tutup Menag.
Dengan ajakan ini, Menag berharap agar nilai-nilai keagamaan dapat tetap teguh dan relevan di tengah dunia yang semakin modern dan serba kompleks.