IDAI Anjurkan Calon Ibu Lakukan Vaksin

:


Oleh Putri, Rabu, 19 Juli 2017 | 23:18 WIB - Redaktur: Juli - 96


Jakarta, InfoPublik - Rubella biasanya berupa penyakit ringan pada anak, akan tetapi bila menulari ibu hamil pada trimester pertama atau awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan.

Dr. dr. Hindra irawan Satari, Sp. A (k) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, kecatatan tersebut dikenal dengan Sindroma Rubella Kongenital. Antara lain meliputi kelainan jantung dan mata, ketulian dan keterlambatan perkembangan.

"Tidak ada pengobatan untuk penyakit campak dan rubella namun penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan vaksin," katanya saat temu media, di Jakarta, Rabu (19/7).

Artinya, lanjut dr. Hindra, dengan melakukan vaksin pada saat mengandung anak berikutnya, si ibu sudah kebal sehingga janin yang dikandung tidak mungkin terinfeksi rubella karena sudah mendapatkan kekebalan dari ibunya.

Dikatakan bahwa cara mendeteksi adanya rubella yaitu dengan melakukan tes. Biayanya sekitar Rp100 ribu hingga Rp150 ribu. Selain itu juga sebaiknya si calon ibu memiliki dua data yang terdiri dari catatan sebelum kehamilan dan setelah kelahiran.

"Rubella dengan ibu hamil tidak terjadi 100 persen, setiap hamil pasti keguguran ataupun cacat pada bayi. Untuk itu, sebelum menjadi ibu, dianjurkan untuk melakukan vaksin terlebih dahulu," sarannya.

Meski demikian lanjutnya, dengan satu kali vaksin secara teoritis seharusnya menjadi kebal seumur hidup. Namun karena vaksin buatan manusia, kemudian dipengaruhi daya tahan tubuh seseorang, kualitas vaksin, teknis penyuntikannya, dan teknik penyimpanannya menyebabkan keefektifannya perlu diulang.

Diharapkan pada saat pengulangan, si calon ibu sudah kebal pada waktu dia hamil, jadi tidak terkena infeksi rubella. Di lain pihak jika calon ibu sudah divaksinasi maka tidak akan jadi sumber penularan bagi sekelilingnya. "Jadi dia ini tidak berisiko menderita infeksi dari lingkungannya. Sehingga selamatlah si bayi yang dikandungnya," kata dr. Hindra.