Pelaku Penerbangan Diimbau Waspadai Abu Vulkanik Letusan Gunung

:


Oleh Dian Thenniarti, Minggu, 21 Mei 2017 | 12:22 WIB - Redaktur: Juli - 275


Jakarta, InfoPublik - Para pelaku penerbangan nasional diminta untuk mewaspadai sebaran abu vulkanik akibat dari peristiwa alam gunung meletus.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agus Santoso mengingatkan hal ini karena debu-debu vulkanik halus tersebut bisa tersedot ke dalam mesin pesawat dan menyebabkan mesin pesawat rusak atau terbakar. 

Selain itu, sebaran abu yang pekat di sekitar bandar udara juga bisa menyebabkan jarak pandang menjadi pendek dan terbatas. Dua hal ini bisa menyebabkan keselamatan penerbangan terganggu.

"Keselamatan penerbangan adalah hal yang utama. Para pelaku operasional penerbangan harus berani menolak jika ada pihak-pihak yang memaksakan kehendak yang tidak sesuai dengan keselamatan penerbangan," katanya dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (20/5).

Terkait dengan abu vulkanik ini, para pelaku penerbangan diminta berani menolak untuk terbang jika dari data dan informasi yang resmi menyatakan penerbangan tersebut tidak terjamin keselamatannya.

"Saya ingatkan kepada semua insan penerbangan, terutama para pilot dan ATC, para General Manager, serta Kepala Bandara agar mewaspadai sebaran abu vulkanik ini," ungkapnya.

Lebi lanjut disampaikan, sebelum melakukan operasional penerbangan, harus selalu meminta data dan pertimbangan dari BMKG setempat. Jangan memaksakan untuk terbang jika memang keadaan tidak memungkinkan. Sedangkan bagi pesawat yang sudah terbang, pilot harus selalu berkoordinasi dengan pihak ATC untuk memberitahu jalur udara (airways/ ATS Route) yang aman dari sebaran abu vulkanik tersebut.

Agus juga mengimbau kepada segenap penumpang pesawat untuk maklum jika terjadi keterlambatan penerbangan akibat peristiwa alam ini. "Kepada penumpang pesawat, kami sampaikan agar bersabar dan memaklumi untuk menunggu sampai keadaan cuaca kondusif aman untuk penerbangan demi keselamatan bersama," katanya.

Bagaimanapun menurutnya, sesuai arahan Menhub Budi Karya Sumadi, tidak boleh mentolerir semua kemungkinkan dan celah yang akan berimplikasi dengan keselamatan penerbangan. "Kita harus selalu jalankan prinsip zero tolerance untuk kepentingan keselamatan dan keamanan penerbangan," ujarnya.

Agus juga menyatakan bahwa maskapai penerbangan dan pengelola bandara harus memberikan pelayanan kepada penumpang sesuai dengan aturan yang berlaku. Penumpang harus diberi informasi yang jelas terkait dengan keadaan ini. Dengan demikian penumpang bisa ditenangkan dan potensi konflik bisa diminimalkan.

Peringatan ini disampaikan karena pada hari ini telah terjadi dua letusan gunung di dua daerah yang berbeda di Indonesia, yaitu letusan Gunung Sinabung di Sumatera Utara dan letusan Gunung Dukono di Pulau Halmahera, Maluku Utara. 

Gunung Sinabung meletus hari ini, Sabtu (20/5/2017) sekitar pukul 02.47 UTC (09.47 WIB) dan menyemburkan abu vulkanik hingga ketinggian 6.060 meter (19.998 feet). Abu menyebar dari arah Timur menuju Tenggara dengan kecepatan 08-12 knots.

BMKG Stasiun Meteorologi kelas I Kualanamu menyatakan semburan Gunung Sinabung tersebut dalam level AWAS (Warning). Hingga saat ini, belum ada ATS Route yang terdampak. Termasuk dua bandara yang terdekat yaitu Bandara Kualanamu yang jaraknya 37 Nautical Mille (NM) dan Bandara Alas Leuser yang berjarak 24 NM.

Sementara itu, Gunung Dukono yang juga meletus hari ini menyebabkan Bandara Gamarmalamo di Galela ditutup. Berdasar Notam yang dikeluarkan Ditjen Perhubungan Udara no. C4305/17, Bandara Gamarmalamo ditutup mulai tanggal 20/5/2017 pukul 05.46 UTC (14.46 WIT) hingga tanggal 21/ 5/ 2017 pukul 02.00 UTC (11.00 WIT).