- Oleh Eko Budiono
- Rabu, 21 Mei 2025 | 06:27 WIB
: BRICS illustration. Kemitraan strategis BRICS. (/ANTARA/noropujadi)
Oleh Eko Budiono, Jumat, 25 April 2025 | 08:38 WIB - Redaktur: Untung S - 401
Jakarta, InfoPublik - Menteri Luar Negeri RI Sugiono akan menghadiri pertemuan tingkat menteri luar negeri (FMM) BRICS di Rio de Janeiro, Brazil, pada 28-29 April 2025.
Berdasarkan keterangan resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Kamis (24/4/2025), pertemuan itu akan menjadi pertemuan FMM BRICS pertama yang dihadiri Indonesia setelah resmi bergabung menjadi anggota kelompok itu pada Januari 2025.
Dalam pertemuan itu akan dibahas berbagai isu global dan regional, termasuk yang terkait dengan politik dan keamanan, reformasi tata kelola global, dan peran negara-negara berkembang (Global South) dalam penguatan multilateralisme.
Sugiono akan mendorong BRICS untuk berperan lebih konstruktif dalam menjaga perdamaian dan menegakkan norma global yang telah disepakati bersama.
Dalam pertemuan tersebut, Sugiono dijadwalkan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan menlu-menlu negara lain, menurut keterangan itu.
Disebutkan pula bahwa pertemuan itu juga akan membahas persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS, khususnya mengenai dokumen-dokumen yang akan dikeluarkan. Dokumen-dokumen itu saat ini masih dinegosiasikan oleh para anggota BRICS.
Pertemuan FMM BRICS itu diharapkan dapat menghasilkan pernyataan bersama (joint statement) soal politik, keamanan, ekonomi, pembangunan, reformasi tata kelola global, dan isu-isu lainnya.
Selaku Ketua BRICS tahun ini, Brazil mengangkat tema “Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainabe Governance” dan berencana menggelar lebih dari 140 pertemuan pada berbagai tingkatan yang akan berpuncak pada KTT BRICS di Rio de Janeiro pada 6-7 Juli 2025.
Selain para menlu dari negara-negara anggota BRICS (Rusia, China, India, Afrika Selatan, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, Ethiopia, Indonesia dan Arab Saudi), Brazil juga mengundang menlu dari negara-negara mitra, yaitu Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Uganda dan Uzbekistan.
BRICS sendiri merupakan asosiasi negara-negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi pesat. BRICS awalnya beranggotakan empat negara yaitu Brazil, Russia, India, dan China sesuai namanya yang berasal dari singkatan negara-negara tersebut pada tahun 2006.
Penggunaan nama BRICS baru digunakan saat Afrika Selatan bergabung pada tahun 2010 melalui undangan.
Pada KTT BRICS 2023, organisasi ini memutuskan untuk memperluas keanggotaan mereka. Empat negara Timur Tengah dan Afrika akhirnya bergabung pada 2024.