Atasi Konflik, Menlu Ingatkan Pentingnya Dialog

: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat membuka Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) atau International Conference on Cross-Cultural Religious Literacy (IC-CCRL), yang diadakan oleh Kemlu RI bekerja sama dengan Institut Leimena, di Jakarta, Rabu (10/7/2024). Foto: Infomed Kemlu - Abi


Oleh Eko Budiono, Kamis, 11 Juli 2024 | 21:16 WIB - Redaktur: Untung S - 203


Jakarta, InfoPublik - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pentingnya dialog konstruktif untuk mengatasi berbagai konflik di seluruh dunia. 

Ssperti dilansir laman Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Rabu (10/7/2024), konflik-konflik itu tidak secara inheren religius, tetapi unsur-unsur agama sering terkait, meningkatkan ketegangan. 

Menurut Retno, memahami beragam agama menjadi sangat penting, serta kebebasan setiap agama harus dijamin secara hukum.

"Dalam hal itu, terdapat tiga agenda di mana Indonesia senantiasa bekerja secara aktif bersama komunitas internasional, yaitu mempekuat toleransi, mempromosikan inklusifitas, dan mendorong kolaborasi lintas agama," ungkap Retno, usai membuka secara resmi Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) atau International Conference on Cross-Cultural Religious Literacy (IC-CCRL), yang diadakan oleh Kemlu RI bekerja sama dengan Institut Leimena, di Jakarta, Rabu (10/7/2024). 

Total negara yang hadir pada acara IC-CCRL sebanyak 37 negara, meliputi para pembicara, moderator, peserta, dan tamu undangan termasuk kedubes asing di Jakarta yang hadir pada sesi pembukaan. Gelaran kegiatan juga dihadiri peserta yang mengikuti secara daring baik dari dalam dan luar negeri. 

Tamu undangan dari kedubes asing pada tingkat kepala perwakilan terlihat Duta Besar Austria, Yordania, Romania, Spanyol, Vatikan dan Persatuan Emirat Arab. Sedangkan Kedubes lain seperti  Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Malaysia, Laos, dan Filipina mengirimkan diplomatnya. Selain peserta konferensi di atas, peserta konferensi juga meliputi  para pemimpin masyarakat sipil, dan para alumni pelatihan LKLB, yang terdiri dari guru madrasah dan sekolah.

Tema yang diangkat adalah “Multi-faith Collaborations in an Inclusive Society", yang berfokus kepada pemahaman adanya kebutuhan yang semakin besar kolaborasi multiagama di mana orang-orang dari berbagai agama dan kepercayaan dapat saling belajar dan bekerja sama, dengan tetap mengakui dan menghormati perbedaan agama dan kepercayaan mereka, dalam mengatasi masalah-masalah yang menjadi perhatian bersama.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Minggu, 1 September 2024 | 11:56 WIB
Menlu RI Ingatkan Penghentian Genosida Gaza di Pembukaan IAPF
  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Selasa, 27 Agustus 2024 | 03:17 WIB
Rangking Pertama Konflik Sosial, Polres Maluku Tenggara Deteksi 80 TPS Rawan
  • Oleh Eko Budiono
  • Jumat, 9 Agustus 2024 | 20:44 WIB
Kemenlu RI Evakuasi 926 WNI dari Sudan di Tengah Ketegangan Konflik
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 8 Agustus 2024 | 19:20 WIB
RI Fokus Bantu Wujudkan Gencatan Senjata di Palestina
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 8 Agustus 2024 | 19:20 WIB
Indonesia Siapkan Evakuasi WNI dari Bangladesh