:
Oleh Tri Antoro, Rabu, 25 Mei 2022 | 20:32 WIB - Redaktur: Untung S - 2K
Nusa Dua, InfoPublik - Kabupaten Siak di Provinsi Riau memiliki kearifan lokal yang mampu menciptakan resiliensi terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kerap terjadi. Sehingga, dampak bencana tersebut dapat diminimalisir secara signifikan.
Kearifan lokal itu, diwariskan secara turun temurun kepada masyarakat sekitar. Supaya, kearifan lokal tersebut dapat senantiasa diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi, ketika terjadi bencana, masyarakat dapat segera melakukan langkah penanganan.
"Kita mencegah karhutla itu memang menggunakan local wisdom yang kita angkat," kata Kepala Badan Keuangan Daerah Kabupaten Siak, Leonardus Budhi Yuwono, di Nusa Dua, Bali, pada Rabu (25/5/2022).
Menurutnya, warisan kearifan lokal dari nenek moyang selalu mengingat kepada khalayak luas bahwa harus senantiasa mencintai alam. Dengan cara memanfaatkan setiap lahan dan hutan secara bijaksana.
"Sejarah dari nenek moyang kami di Siak itu mereka sudah cinta dengan alam," tutur Budhi.
Ada latar belakang yang menjadi penyebab dari adanya kearifan lokal tersebut, karena kondisi 57 persen dari lahan di Siak merupakan lahan gambut. Tanah lahan dengan jenis itu, memerlukan upaya khusus ketika dimanfaatkan.
Agar, lahan tersebut terhindar dari ancaman kebakaran ketika lahan gambut menjadi kering. Yang biasanya bisa terjadi setelah lahan tersebut dimanfaatkan menjadi perkebunan.
"Kita menjaga kebasahan gambut itu dengan mengembangkan ataupun mencari alternatif lain," kata dia.
Dalam rangka menjaga lahan jenis gambut itu tetap basah, lanjut Budhi, pihaknya mendorong masyarakat untuk budidaya ikan gabus. Sehingga, lahan gambut dapat senantiasa diairi oleh kolam dari upaya budidaya ikan tersebut.
Budhi menambahkan, keputusan melakukan budidaya ikan gabus di sana sudah sangat tepat. Dikarenakan, kolam di atas lahan gabus sangat mendukung upaya budidaya ikan yang memiliki kandungan air yang cocok untuk siklus ikan.
"Ikan gabus itu hidupnya di hutan rawa gambut tanah," kata dia.
Setelah budidaya ikan gabus tersebut mengalami panen. Maka, pemerintah akan membeli produk ikan masyarakat lokal. Untuk, nantinya akan diciptakan obat albumin yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi.
Melalui jaringan PT Siak Alam Lestari yang senantiasa membantu dalam mengolah komoditas dari mentah menjadi barang jadi.
"PT Siak Alam Lestari dibangun secara gotong royong dengan memanfaatkan kolaborasi dari instasi pemerintah terkait," imbuhnya.
Dalam menjaga lahan gambut di Siak tetap memiliki kandungan air yang sangat melimpah. Pemerintah Kabupaten Siak juga menyarankan masyarakat membuat kawasan periwisata. Mengingat Siak memiki bangunan-bangunan bersejarah.
Kemudian, pihaknya juga tengah berkoordinasi dalam melakukan pembangunan embung di sana. Adanya infrastruktur akan membuat Ketersediaan air dikawasan lahan dapat senantiasa dijaga tingjat kualitasnya.
"Airnya kalau saat terjadi kebakaran itu akan menjadi alat untuk sumber air, untuk memadamkan karhutla," kata Budhi.
Foto: Seorang petugas mencampur minyak ikan gabus hasil penangkaran warga Siak di lahan sekitar gambut sebagai alternatif pendapatan warga yang dipamerkan di salah satu stan pameran yang berisi tentang informasi dan inovasi kebencanaan dalam rangkaian Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022). GPDRR 2022 berlangsung pada 23-28 Mei 2022 di Bali dengan tema "From Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a COVID-19 Transformed World". ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc.