Kofi Annan: Jaga dan Pupuk Terus Demokrasi

:


Oleh Gusti Andry, Kamis, 8 Desember 2016 | 20:33 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Nusadua, InfoPublik - Pluralisme, agama, toleransi dan demokrasi tidaklah saling bertentangan, malah sebaliknya, saling menguatkan dan selaras satu sama lain.

Penegasan itu disampaikan Mantan Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kofi Annan pada Pembukaan Bali Democracy Forum di Nusa Dua, Kamis (8/12). "Agama mengajarkan cinta kasih, memperkuat iman dan membuatmanusia memiliki etika, sedangkan demokrasi memberikan jaminan adanya persamaan, menjamin hak seluruh warga untuk bersuara," katanya.

Ketua Kofi Annan Foundation ini memuji Indonesia sebagai negara yang menunjukkan bagaimana agama, pluralisme, dan demokrasi berjalan. “Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi simbol Indonesia telah merekatkan keberagaman,” ungkap Annan.

Namun demikian, demokrasi saat ini dan lembaga-lembaga demokrasi di berbagai belahan dunia menghadapi tantangan serius. Globalisasi yang tidak selalu membawa kesejahteraan telah mengikis kepercayaan berbagai kelompok yang menjadi korban globalisasi terhadap demokrasi. Demokrasi dianggap gagal, dan digantikan dengan politik massa yang dianggap mampu memperjuangkan kepentingan mereka. Annan menekankan, dalam keadaan seperti ini, yang harus dilakukan adalah justru mempertahankan dan memperjuangkan demokrasi.

Kantor Staf Presiden melaporkan pernyataan Annan, demokrasilah yang memberikan jaminan hak hidup pada semua warga negara, dan demokrasi pula yang dapat menghidupi pluralisme. “Demokrasi selalu perlu dijaga, karena demokrasi bagaikan bunga yang rapuh, yang perlu terus dipupuk,” kata pria asal Ghana yang sembilan tahun menjabat Sekjen ketujuh PBB itu.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan bahwa pada saat begitu banyak tantangan terhadap pluralisme, toleransi dan demokrasi, sangat diperlukan ruang dialog dan saling belajar. “Forum Demokrasi Bali merupakan wahana untuk melakukan ini. BDF dimaksudkan untuk saling belajar dan mendengarkan dan bukan forum untuk saling menyalahkan,” kata Retno.

Bali Democracy Forum 2016 diikuti 94 negara dan 5 organisasi internasional. Selain Kofi Annan, BDF kali ini dihadiri tokoh-tokoh internasional seperti penerima Nobel Perdamaian 2015 dari Tunisia Ouided Bouchamaui dan mantan Sekjen ASEAN, Surin Pitsuwan. Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, Binny Bintarti Buchori, menjadi peserta aktif dalam Forum Demokrasi Bali.