Panglima TNI : Wartawan Jadi Motor Penggerak Bangsa

:


Oleh Yudi Rahmat, Senin, 8 Februari 2016 | 14:02 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 209


Jakarta, infopublik - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menilai media massa sebagai sarana informasi, pendidikan dan memiliki peran penting dan strategis. Begitu juga wartawan yang menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.

Menurut Gatot, Indonesia tengah mewaspadai penyebaran proxy war. Salah satu jenis peperangan ini masuk ke kategori perang yang mematikan. Proxy war diartikan sebagai peristiwa saling adu kekuatan di antara dua pihak yang bermusuhan, dengan menggunakan pihak ketiga. Pihak ketiga ini sering disebut dengan boneka.

"Pihak ketiga ini dijelaskan sebagai pihak yang tidak dikenal oleh siapapun, kecuali pihak yang mengendalikannya dari jarak tertentu. Oleh karena itu, pihak-pihak seperti mahasiswa, ormas, lembaga masyarakat, dan perorangan disinyalir mudah menjadi boneka atau pihak ketiga tersebut," kata Gatot saat memberikan ceramah di depan 240 awak media cetak dan elektronik, pada acara Sail of Journalist di atas KRI Makassar-590, Surabaya (5/2).

Menurut Panglima TNI, Proxy War saat ini berlatar belakang energi. Proxy War di Indonesia semakin nyata, salah satunya dengan adanya pergeseran konflik dunia.

“Saat ini sisa cadangan energi dunia sisa 45 tahun dan  itu akan habis jika kita semua tak berusaha menemukan penggantinya, karena konsumsi energi 2025 meningkat 45 persen,” tuturnya.

Ia mengatakan sekitar 70 persen konflik di dunia berlatar belakang energi. Peningkatan energi pada tahun 2007-2009 juga memicu kenaikan harga pangan dunia yang mencapai 75 persen. Disisi lain, hanya ada negara-negara yang dilintasi ekuator yang mampu bercocok tanam sepanjang tahun negara tersebut, seperti Amerika Latin, Afrika Tengah dan Indonesia sendiri.

Menurut Gatot, jumlah penduduk dunia yang akan mencapai 12,3 milliar di tahun 2043. Jumlah tersebut menurutnya, 3 kali lipat melebihi daya tampung bumi. Jadi, di dunia ini hanya ada 2,5 miliar penduduk yang tinggal di garis ekuator, sementara untuk sisa penduduknya ada sejumlah 9,8 milliar yang berada di luar ekuator.

“Kondisi ini yang memicu terjadinya perang untuk mengambil alih energi negara-negara yang berada di garis ekuator, salah satunya Indonesia. Maka saat ini yang terjadi adalah perang masa kini dengan latar energi akan mengalami pergeseran menjadi perang pangan, air dan energi,” paparnya

Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan, banyak cara dilakukan negara asing untuk menguasai kekayaan alam Indonesia. Saat ini sudah terasa yakni adanya Proxy War sudah mulai kita waspadai karena sudah menyusup ke sendi-sendi kehidupan berbangsa, bernegara dan berkeluarga.

“Caranya dengan menguasai media di Indonesia, dengan menciptakan adu domba TNI-Polri, rekayasa sosial, perubahan budaya, pemecah belah partai dan penyelundupan narkoba sudah jauh-jauh hari dilakukan,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.