Sepanjang 2024, Pasar Modal Indonesia Tunjukan Resilien Luar Biasa

: Foto: Ismadi Amrin/InfoPublik


Oleh Isma, Senin, 30 Desember 2024 | 17:40 WIB - Redaktur: Untung S - 445


Jakarta, InfoPublik - Dalam perjalanan satu tahun terakhir, yakni sepanjang 2024, Pasar Modal Indonesia telah menunjukkan resiliensinya yang luar biasa, di tengah beragam tantangan global dan domestik yang terus bergerak dinamis.

Perlambatan pertumbuhan di beberapa negara utama dan ketidakpastian geopolitik yang belum mereda, menjadi tantangan utama bagi perekonomian global saat ini.

Di sisi domestik, kita telah melewati momentum krusial tahun politik, dengan terlaksananya Pemilu Presiden, legislatif, dan Pilkada serentak, yang tentu membawa dinamika tersendiri bagi stabilitas ekonomi dan pasar modal Indonesia. Berbagai tantangan tersebut telah menguji ketangguhan dan ketahanan kita, dalam mendorong pertumbuhan pasar modal yang berkelanjutan.

Demikian disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi dalam Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2024 di Jakarta, Senin (30/12/2024).

“Namun demikian, berkat kerja keras, sinergi, dan kerja sama yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan di industri pasar modal Indonesia, kita berhasil menghadapi berbagai tantangan tersebut dengan penuh optimisme. Bahkan, tidak hanya bertahan, tetapi juga terus mencatatkan berbagai capaian positif sepanjang tahun 2024, yang menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam mendukung pertumbuhan dan stabilitas pasar modal di tanah air,” kata Inarno.

Sepanjang 2024, lanjutnya, perjalanan Pasar Modal Indonesia mencatat berbagai dinamika yang membawa dampak beragam, baik peluang positif maupun tantangan yang mempengaruhi kinerja Pasar Modal. Indeks Harga Saham Gabungan sempat menyentuh titik terendah, namun juga berhasil mencatatkan beberapa all-time high sepanjang tahun ini. Hingga 27 Desember 2024, IHSG ditutup di posisi 7.036,57 melemah 3,25% (ytd), dengan kapitalisasi pasar mengalami pertumbuhan sebesar 5,05% ytd menjadi Rp12,2 ribu triliun.

Pada sisi Pasar Surat Utang juga menunjukkan pertumbuhan positif, dengan Indeks ICBI ditutup di level 392,36, mencatatkan kenaikan sebesar 4,74% ytd.

Dari aktivitas penghimpunan dana di Pasar Modal, hingga 27 Desember 2024 telah tercatat 187 penawaran umum, termasuk 35 Emiten baru, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp251,04 triliun. Angka ini telah melampaui target Rp200 triliun, menjadi bukti nyata kepercayaan yang terus menguat terhadap pasar modal Indonesia.

Kinerja Reksa Dana per 24 Desember 2024 dari sisi Asset Under Management (AUM) tercatat sebesar Rp840,07 triliun atau meningkat sebesar 1,37% ytd. Sementara dari Pasar Modal Syariah, per 27 Desember 2024 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tercatat diposisi 213,86 atau tumbuh sebesar 0,57%, dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp6.759,54 triliun, atau tumbuh sebesar 9,98%.

Inarno menambahkan, dari sisi transaksi perdagangan karbon, secara akumulasi sejak diluncurkannya pada 26 September 2023 hingga 27 Desember 2024, tercatat volume transaksi mencapai 908 ribu ton CO2 ekuivalen, dengan total nilai transaksi akumulasi mencapai Rp50,64 miliar.

“Hingga saat ini, sebanyak 100 perusahaan telah berpartisipasi sebagai pengguna jasa, dengan total unit karbon yang masih tersedia lebih dari 1,35 juta ton CO2 ekuivalen. Pencapaian ini menunjukkan respons positif terhadap inisiatif dan upaya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan,” ujarnya.

Ia menuturkan, per 24 Desember 2024 jumlah SID mencatatkan capaian luar biasa dan melebihi target dengan bertambahnya 2,6 juta investor baru, sehingga saat ini jumlah totalnya tercatat sebesar 14,81 juta SID.

Perkembangan ini menegaskan keberhasilan upaya inklusi keuangan yang telah kita lakukan bersama-sama. Menariknya, mayoritas SID individu didominasi oleh generasi muda di bawah usia 40 tahun, yang mencapai lebih dari 79% dari total SID, menunjukkan potensi besar generasi ini dalam mendorong pertumbuhan pasar modal di masa depan.

Kebijakan OJK

Seiring dengan pencapaian kinerja yang telah diraih pasar modal Indonesia di sepanjang tahun 2024, OJK juga telah menyelesaikan dan mengeluarkan berbagai kebijakan yang diharapkan dapat memperkuat ekosistem pasar modal, meningkatkan transparansi, serta memperdalam likuiditas pasar. Kebijakan-kebijakan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memastikan pasar modal Indonesia terus berkembang secara sehat dan stabil.

Beberapa kebijakan strategis yang diterbitkan oleh OJK pada tahun 2024 antara lain POJK Nomor 4 Tahun 2024 mengenai laporan kepemilikan saham dan aktivitas peminjaman saham perusahaan terbuka, yang bertujuan meningkatkan keterbukaan informasi oleh pemegang saham tertentu. Penerbitan POJK ini juga merupakan pemenuhan amanat dari UUP2SK.

“Selain itu, kami juga telah menerbitkan POJK Nomor 6 Tahun 2024 yang mengatur terkait pembiayaan transaksi margin dan/atau transaksi short selling oleh Perusahaan Efek, sebagai upaya peningkatan likuiditas dan pendalaman pasar melalui pembiayaan transaksi margin dan/atau transaksi short selling oleh perusahaan efek kepada nasabah,” kata Inarno.

Ditambahkannya, OJK juga mengeluarkan POJK Nomor 10 Tahun 2024 tentang penerbitan dan pelaporan obligasi daerah dan sukuk daerah, yang bertujuan memperluas sumber pembiayaan fiskal bagi pemerintah daerah dengan prosedur yang lebih sederhana.

Terakhir, POJK Nomor 18 Tahun 2024 tentang penyedia likuiditas dirancang untuk meningkatkan likuditas transaksi Efek di Pasar Modal, melalui penyediaan kuotasi atau penawaran jual dan beli efek terus menerus pada Efek tertentu oleh pihak yang mendapatkan izin sebagai penyedia likuditas.

“Terkait dengan tindak lanjut pemenuhan amanat UU P2SK, selain penerbitan POJK 4 dan POJK 18 sebagaimana tadi telah saya sampaikan, saat ini kami juga telah menetapkan 3 POJK omnibus dan dalam tahap pengundangan di Kementerian Hukum, yakni POJK Nomor 32 tentang Pengembangan dan Penguatan Transaksi dan Lembaga Efek, POJK Nomor 33 tentang Pengembangan dan Penguatan Pengelolaan Investasi di Pasar Modal serta POJK Nomor 45 tahun 2024 tentang Pengembangan dan Penguatan Emiten dan Perusahaan Publik,” jelas Inarno.

Selain penerbitan beberapa peraturan, dalam rangka pendalaman pasar, tahun ini Bursa, KPEI, dan KSEI, serta dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan, telah meluncurkan produk derivatif baru, yaitu Kontrak Berjangka Saham (KBS) atau lebih dikenal dengan Single Stock Futures (SSF), yang diharapkan dapat memberikan alternatif investasi sekaligus meningkatkan likuiditas pasar.

“Dan pada sore hari ini, kita juga akan meluncurkan produk derivatif baru, yaitu Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA), dengan underlying MSCI Hong Kong Listed Large Cap, yang diterbitkan BEI bekerjasama dengan MSCI. Melalui penerbitan produk baru ini, diharapkan pasar derivatif Indonesia akan memiliki variasi investasi yang lebih luas dan pertumbuhannya akan semakin meningkat di masa mendatang,” tuturnya.

Ia mengatakan, sebentar lagi, kita akan mengakhiri tahun 2024 dan memasuki tahun 2025. Pada tahun 2025 diperkirakan Pasar Modal akan menghadapi tantangan yang lebih dinamis.

Mengantisipasi hal tersebut, OJK akan terus berkomitmen meningkatkan peran dalam menciptakan pasar modal yang lebih stabil, transparan, dan mendalam, guna memperkuat ekosistem keuangan Indonesia.

Beberapa langkah strategis OJK telah dirancang untuk menghadapi kompleksitas tantangan ke depan, termasuk peralihan pengawasan keuangan derivatif yang akan memperluas cakupan pengawasan OJK di sektor ini. Dengan kebijakan dan langkah strategis yang telah dipersiapkan OJK, kita mampu menghadapi tantangan tersebut dengan baik.

Selain itu, lanjut Inarno, OJK juga akan memprioritaskan program-program pengembangan dan pendalaman pasar modal, yang difokuskan pada peningkatan kuantitas dan kualitas Perusahaan Tercatat, pengembangan produk, infrastruktur dan layanan baru, serta penguatan Anggota Bursa dan Manajer Investasi. Program-program ini diharapkan dapat menjadi pilar utama dalam mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional di tahun yang akan datang.

Kami juga berkomitmen untuk mendukung berbagai program pemerintah, termasuk Asta Cita, yang bertujuan untuk memperkuat sektor-sektor ekonomi utama, meningkatkan daya saing, dan mendorong pembangunan berkelanjutan.

“Dengan langkah-langkah tersebut, OJK akan terus berperan aktif dalam memajukan pasar modal Indonesia, agar dapat tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan,” kata Inarno.

Berbagai program prioritas ini tentunya tidak dapat dicapai tanpa dukungan seluruh pemangku kepentingan di pasar modal indonesia.

“Oleh karena itu, dalam kesempatan yang istimewa ini, kami menghimbau agar kita dapat terus menjaga sinergi yang baik diantara regulator, pelaku industri, dan seluruh pemangku kepentingan di pasar modal Indonesia. Mari bersama kita bangun pasar modal Indonesia yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh dalam menghadapi segala tantangan. Dengan pasar modal yang kuat adalah pondasi kokoh untuk Indonesia emas. Semoga di tahun depan kita dapat mencapai kinerja yang lebih baik dan optimal. Maju terus Pasar Modal Indonesia,” pungkas Inarno.